Friday, March 7, 2008
Harry Potter. Cowo seeker keren yang selalu nyaris mati....
akhirnya sore lalu gw menutup lembar terakhir buku ke7 versi Indonesia. Emang sih pas bukunya keluar (english version) gw udah baca dan menanti bahasa indonesia dengan tidak begitu semangat. Yaaa, akhirnya nongol juga tuh buku bulan lalu. dan gw sengaja irit-irit baca ulang lagi buku ke7 ini.pastinya baca bahasa indonesia jauh lebih detail daripada bahasa inggrisnya.
Dan kemarin, setelah sebulan mengirit-irit petualangan terakhir harry dalam bahasa Indonesia. Akhirnya selesai juga.. sedih banget, apalagi pas detik-detik terakhir. Lebih bukan karena ceritanya, karena udah gak surprise lagi buat gw karena udah baca inggrisnya. Tapi lebih sedih dan berat karena berpisah sama tokoh kesayangan gw ini, lebih tepatnya sama dunia imajinasi kesayangan gw ini.
Gak terasa gw megang buku pertama HP kayany udaaaah lamaaaa banget. Waktu itu gw kelas 2 SD naik kelas 3. Waktu liburan nyokap gw beliin buku HP pertama. Awalnya gw gak langsung jatuh cinta. Karena menurut pandangan anak kelas 2 SD buku itu sangat tebal (seperti buku mahasiswa kedokteran.. hahah lebaaay) dan tidak ada gambar sama sekali, akhirnya buku itu tergeletak tersegel plastik di lemari gw. Baru akhirnya 1-2 bulan kemudia gw baca buku itu dengan melewatkan chapter pertama.
WOW! sejak itu.... gw jatuh cinta pada chapter ke2. Dan Ivy kecil yang baru beberapa tahun lancar membaca, untuk pertama kaliya mulai membaca buku tebal 200an halaman.
Dan semenjak itu gw tumbuh bersama Harry Potter dan dunianya.
Bisa dibilang, salah satu dunia pertumbuhan gw adalah Hogwarts. Disaat teman-teman gw berlarian di lapangan main pol-man (Polisi Maling), gw asik sendiri di Hogwarts duduk di kursi panjang. Bermula dari ini juga, kecintaan gw pada buku, buku dan bacaan apapun akhirnya menjadi bagian dari diri.
Bersama dunia sihir Harry Potter pula, Ivy kecil belajar berimajinasi. Belajar menciptakan dunia di dalam kepala gw dan betah bermain-main disana sampai lama sekali. Mungkin hal ini juga yang membuat waktu gw kecil, gw jadi bocah ceria yang imajinatif namun sangat introvert.
Bukan cuma imajinasi tentang sihir dan keajaiban di dunia Harry Potter, tapi imajinasi itu melatih dan bertumbuh bersama menjadi suatu khayalan yang lebih kreatif. Dan tentunya yan paling penting, adalah gw berhasil melewatkan masa kanak-kanak gw penuh dengan imajinasi.
Dan kemarin dengan menutup lembar terakhir Buku ke-7 nya. Seperti akan berpisah dengan teman yang dari kecil udah main bareng. Karena itu, gw kehilangan banget...gak akan ada lagi keajaiban-keajaiban Hogwarts yang bisa baca sebelum tidur. Jujur bagian favorit gw dalam setiap buku bukan saat mereka ada di puncak petualangan. Gw justru lebih suka, ketika mereka lagi santai di Hogwarts. Karena membacanya, seprti gw tinggal disana dan punya rumah lain. Dan menutupi keinginan gw untuk sembunyi di salah satu lorong Hogwarts atau di kelas-kelasnya yang kosong sembunyi setiap kali gw menghadapi kesedihan hidup waktu gw kecil dulu.
Hmmph, berpisah... akhirnya.
Selamat tinggal Harry Potter. Kupastikan anak-anakku nanti dan cucu-cucuku kelak akan mengenalmu seperti aku dan membangun kastil imajinasi mereka yang megah seperti aku dulu...
with love for Boy Who Lived and his World,
Ivy
0 komentar:
Posting Komentar