Jumat, 31 Juli 2009

Rumah Masa Depan

Dengan muka berbinar-binar, setelah masuk mobil nyokap gue bilang dengan bangganya. “Mama udah punya hadiah ulang tahun untuk Mama sendiri. Tebak apa?”

Dengan agak sedikit tak bergairah gue nyaut, “Berlian?”

“Yeh, itu mah kan nggak jadi.” Sahut nyokap gue kesel.

“Apa dong?”

“Rumah masa depan...” nyokap menyebutkan dengan dramatis.

“Hah? Rumah lagi? Nggak salah? Buat apa?” gue agak histeris mendengarnya.

“Eits, nanti dulu. Rumah masa depan ini kecil kok. Mama juga beliin satu buat kamu, buat Levy satu juga.” kata nyokap gue santai sambil terus menyetir mobil. Wah! Boleh juga nih kalau dibeliin rumah. Warisan apa yah? Kok nyokap gue baik banget bagi-bagiin rumah buat anak-anaknya. Abis menang lotre darimana tuh nyokap sampe ngeborong rumah.

“Daerah mana emang rumahnya?” tanya gue penasaran.

“Di San Diego Hill, bagian bukit Kristen.” Nyokap berkata sambil nyengir.

“Diego Hill? Itu mah kuburan kali!” tiba-tiba ngeh yang dimaksud rumah masa depan nyokap gue.

“Lah emang kuburan, namanya juga rumah masa depan. Eh bagus lho disana itu ya bukit-bukitnya. Terus kita nggak usah bayar apa-apa lagi. Strata title lho Kak! Jadi satu petak satu nama gitu, terus Mama udah beli empat berderet, jadi kan gampang tuh kalau nengok, nengok satu nengok semua. Asik kan.” Nyokap gue berceloteh tentang rumah masa depannya itu. Dan gue pun menerawang ke spion sambil memandangi lampu-lampu jalan.

Mungkin ada baiknya juga menyiapkan segala sesuatunya seperti Ibu saya itu. Dengan berbagai pertimbangan seperti kalau mati tanah kuburan itu mahal, supaya nanti tidak menyusahkan keluarga, tanah kuburan itu susah didapat karena terbatas dan sebagainya. Tapi sesuatu yang membuat saya merenung banyak adalah tentang kematian itu sendiri.

Kemana sih kita setelah mati. Setelah mata menutup dan berubah putih. Setelah napas terakhir berembus dan energi terakhir dalam tubuh kita melonjak keluar seperti setrum yang menjalar dari ujung kaki sampai kepala. Kemana sih kita setelah itu? Apakah kita akan seperti film-film hollywood, roh kita yang berwarna putih melayang-layang keluar dari mulut atau bangkit dari tubuh, sementara tubuh tetap berbaring kaku. Saya tahu setiap agama mempunyai jawaban tentang kematian, kepercayaan saya pun punya cerita menarik tentang perjalanan sesudah mati. Tapi bukan ceramah agama yang ingin saya dengar dan menjawab pertanyaan retoris itu. Tapi apa kematian itu, bagaimana rasanya, apa rasanya hidup selama-lamanya? Apakah kita akan kembali pada keadaan tidak sadar, seperti sebelum kita lahir? (ada yang tahu rasanya sebelum lahir? Gak ada kan?)

Bukan artinya saya jadi penasaran dan terus menerus berpikir tentang mati. Toh hidup disini juga masih banyak yang harus diurusi. Bukan karena saya sudah merasa tua dan bau tanah. Toh saya masih sangat muda, walaupun semua orang selalu bilang yang namanya mati lah kapan saja, pada siapa saja. Dulu waktu kecil saya sering membayangkan bagaimana rasanya mati, apa yang terjadi pada bumi kalau saya mati. Bagaimana pemakaman saya nantinya. Apakah teman-teman sekolah saya akan hadir? Apakah kepala sekolah saya akan memberikan pidato? Siapakah yang akan menangis paling kencang? Pakai baju apakah nanti saya? Apa warna petinya? Apa rasanya ditimbun tanah dalam ruang kayu 1 x 2 meter? Kadang saya berkhayal banyak tentang hal itu.

Atau mungkin marilah kita melihat dekat dengan kenyataan. Saya iri dengan orang macam Ibu saya yang bisa melihat kematian sebagai sebuah lelucon. Ada beberapa tipe orang menghadapi kematian sekarang ini. Ada yang takut terlalu takut dan parno sama yang namanya Bang Maut. Ada yang tidak memikirkan entah karena takut atau karena dirinya begitu tidak peduli sampai-sampai ia kira ia akan hidup selamanya. Ada yang dengan lurus menanggapi sesuai kepercayaan yang dianutnya. Saya ingin sekali bisa seperti Ibu saya, menanggapi kematian sebagai sesuatu yang memang harus datang, bahkan perlu disiapkan. Tidak perlu dipuja-puja, dibakar bersama barang-barang kesayangan atau uang-uang kertas sebagai harta untuk dibawa (katanya), tapi tak juga harus ditakuti sebagai sebuah momok yang begitu mengancam. Toh kita semua akan sampai disana suatu waktu. Kematian itu adalah bagian dari hidup. Dan sebagai seorang pencinta dan pemuja kehidupan, saya mendedikasikan segalanya untuk hidup. Jadi kalau memang mati untuk kehidupan, kenapa tidak saya jalani dengan kesungguhan pula?

Terhempas di jok yang melonjak-lonjak di mobil hitam membelah Jakarta malam.

“Mam, gimana acara jalan-jalan kita Amrik pas Lebaran nanti? Udah cek tiket murahnya?” tanya gue tiba-tiba ingat liburan yang masih menggantung.

“Lah nggak jadilah. Kan duitnya dipake buat beli tanah kuburan. Gimana sih kamu?”

Arggggh! Masa liburan gue gagal buat beli tanah kuburan??!!?? Mending jalan-jalan daripada beli tanah sepetak! Uuuugh! *Dzzziigh*

Kamis, 30 Juli 2009

Life..Life..Life 201

There wasnt much thing happened lately. But it is a lot of changes happened. I feel like all thing went in a slow motion mode. I cant really realize thing in real, it's like happening outside me. Faraway outside my zero zone. Actually, this nothing feeling leads me to a flat-non emotional feels. But as my bestfriend said, maybe it just a late effect of my imbalance life. A sudden event that takes my part away. Missing pieces of me.

This post would be very lame. I know these things probably dont have any connectivity in between. I just need some media, paper, anything to scribble and doodling so i could feel happier (well, i'm not sad either right now)

1. first thing first, I wanna shout in the most crowded place in Grand Indonesia and say "NOT every BOY is a BOYFRIEND, stupid girl!"
I did twitting much, and several times i twitted about this thing. As we grown up, we started to erase demarcation line between gender friendship. Not every boy we (girls) met is on purpose to be a boyfriend. They're just boyfriendS. Can you draw different between them?
I do have several boyfriends right now, i mean outside school (sometimes girl has boyfriends in school because they have to). And i'm enjoying spend time with them. I think we need more practice to have this kind perspective, many girls i know consider to have friendship with boy in just when they're good enough to be theirs. And i got enough with this lame thought.


2. I'm trying hard to enjoy solitude in my own house. I turn off anything buzzing, television, air conditioner, even my wall clock because it ticking annoying. I spent hours in my bed enjoy the music in my ear, the blood stream sound so calmly. Sometimes i push myself doing thing like makin muesli breakfast (late breakfast actually, because it serve at 12) or to take a shower. I do have burden feeling to be alone, sometimes i feel lonely. But it's okay, the 'Life Goes On' voice still win the heart battle. I know my bestfriends have their own matters, and i have my own too (well, not exactly right now). Probably this is what called The Adulthood, we do thing separately, our own life. But when we got together, things go like normal, as normal as you like.

3. One of my adventurous mate went to USA for student exchange (it is something i was always dreaming about, but there's a long boring story about my decision to not taking them). We had a little vow, that in 2012 (i should be in Uni and she should be in UI too) we're going to backpacking around Europe and have a real adventurous journey in the real world. Her gone, realize me a lot about changes. Sometimes we find a branch road, i need to go this way, and they must to go that way. So there is it, we continue our walk with or without people we walk now. Alone or together, we still have to walk forward, because that is L.I.F.E. Life goes on (see another post).

4. Actually i have tons thing to do. I need register my French Class, i need to search the Academic Writing Class for my poor little English, I need to have driving lesson and take licence, i need to make my own bank account which i planned to do this afternoon. And things around, like my essay for legal studies and my poor accounting lesson. And another thing such conference grant (Do you have any idea where can i find grant for climate or youth conference?). I need to find an affordable university in other state if in Australia is that expensivo. Well yah, see.. i have my own thing to do. My life.. so why should worried much about being abandoned? I'm not abandoned, we just have our own way, unfortunately a separate ways.

5. And last thing, i just in holiday! A week of doing nothing. I sleep at 2 or 3 AM and wake up in about 12 pm. What the hell! I write a bit and rarely cant read a single book! So here's my lame picture about my laziness. Eat-sleep-eat-sleep along the day.

hakhakhak, someone please help me out!


Minggu, 26 Juli 2009

Semudah Bilang : Life Goes On

Life goes on. Hal termudah yang dapat dikatakan seseorang untuk lari dari segalanya. Bukan lari mungkin, berjalan, seperti arti literatur dari kalimat itu.

Keputusan untuk keluar dari zona aman dan mengambil tantangan baru adalah keputusan yang cukup sulit. Pertimbangan paling besar adalah sahabat-sahabat yang harus saya tinggalkan jika saya memilih untuk maju ke jenjang berikutnya tanpa menunggu teman-teman saya. Tapi entah kesekian kalinya saya diyakinkan oleh-oleh suara-suara yang datang entah darimana berkata bahwa ‘sudahlah, life goes on. Kamu harus maju, harus berani keluar dari pagar dan menggapai yang kamu mau. Sahabat-sahabatmu enggak akan kemana-kemana. Mereka akan setia di sana’. Dengan pertimbangan itu jadilah saya mengambil keputusan untuk pergi lebih awal, dan lepas landas meninggalkan yang lain. Keluarga saya selama berbelas tahun.

Dan ternyata selama hampir satu bulan dalam keadaan ini, saya cukup nyaman. Saya suka sendirian, saya suka dengan super individualistis yang saya bangun di kampus (baca : foundation year). Saya tidak menutup diri dengan teman-teman di kampus, tapi cukup punya jarak dan ruang lingkup personal terhadap mereka. Cukup berteman tapi tak perlulah sedekat itu. Jarak yang saya ciptakan memungkinkan untuk masuk dan keluar dalam lingkaran percakapan sesuka saya. Tidak ada yang menolak ketika saya masuk, tak ada yang sadar pula jika saya bosan dan keluar dari percakapan. Saya bisa kemana pun yang saya mau tanpa harus menunggui teman, ke toilet, ke kantin, makan dimana saya suka dan sebagainya. Saya punya beberapa teman yang asik diajak ngobrol dan berkawan disana, tapi itu saja. Dan saya suka dengan kondisi ini. Saya suka sendirian, tapi kesepian.... hm tunggu dulu.. being alone not same as being lonely

Sebagai kontras, bukan keadaan seperti itu yang saya harapkan pada sahabat-sahabat saya di sekolah yang lama. Bukan keadaan dimana saya dibiarkan keluar dan masuk sesuka saya, saya mengharapkan saya ditarik lagi kalau saya terlalu jauh keluar lingkaran. Saya pikir, kami benar-benar berteman, yang jarak pun tak akan mampu memisahkan (sebagian orang tak percaya, tapi saya telah membuktikan ini pada seorang sahabat SD saya, sampai kini kami berteman sangat baik).

Mungkin saja hanya bagian dari kesensitifan yang berlebihan. Tapi segala kesibukan mereka dan ketidakadaan usaha mereka untuk menghubungin saya membuat saya semakin berpikir mereka lupa punya sahabat. Mungkin ini statement paling manja dan paling egois, tapi saya berusaha jujur, saya ingin dirindukan, dikangeni, dirasa kehilangan oleh sahabat-sahabat saya itu. Untuk mengganti quality time yang biasa tersebar 6 hari seminggu, saya selalu meluangkan jumat siang dan sabtu untuk berkumpul bersama mereka, tapi yang terjadi mereka yang selalu berhalangan. Ada saja halangannya, bom-lah, ulangan-lah, latihan paduan suara, les dan lain-lain. Ayolah, guys... satu-dua jam saja untuk sahabatmu ini... begitu padatkah?

Semalam saya pergi ke ulang tahun mantan teman sekelas saya, wow... it’s great to be an outsider. Saya merasa telah berada sepenuhnya berada di luar lingkaran mereka semua. Ah, mungkin ini hanya perasaan berlebihan yang tidak seharusnya saya pikirkan. Mungkin sebaiknya kembali pada kalimat diatas, life goes on. Saya telah memilih dan inilah jalan yang harus dihadapai dengan berbagai konsekuensinya. Banyak hal yang harus berubah dan itulah bagian dari hidup, perubahan. Hanya orang-orang pemenang yang berani menghadapi perubahan, sebagaimana menyakitkannya perubahan itu. Lagipula memang kira semua akan terus dan harus maju kan? Hanya saja saya telah memilih untuk melangkah setahun lebih cepat. Itu saja.

Tanpa bermaksud mellow dan besedih-sedih ria, saya menulis ini hanya sebagai puncak perasaan kosong dan kekecewaan yang saya rasakan. I started feeling like an old loosey T-shirt. Mungkin frase itu menjelaskan lebih. Tapi inilah hidup bukan? Harus ada pilihan, harus ada perubahan, waktu adalah hal paling kejam karena tak pernah mau menunggu. Dan kita sebagai debu-debu bumi, ikuti saja rotasi dan revolusinya, toh life goes on no matter what.

Catatan :

Andai kalian tahu betapa aku kehilangan kalian. Tolong panggil aku, sebut namaku, gandeng tanganku, agar aku kembali. Sebelum aku pergi terlampau jauh dan tak menemukan jalan untuk pulang ke pohon rindang tempat kita beradu.

Selasa, 21 Juli 2009

Bliss Feeling Come Upon Me

Saturday, June 27, 2009



Go BLISS! It's so long ago i didnt write something this :)

well actually i felt so much well-mixture feeling these days. Why? First, this holiday makes me crap with all sleeps and eats. Oh Man! that's what i called 'Penggembulan Diri Besar-Besaran" or Super Massive Up Resize Body.. uuugh sounds great huh?

secondly, i didnt do much this lately. Yeap i did write but not that like i wanted. I imagined to write a book or maybe poems , but a great one maybe. Not just like one over here and one over there. And everything just split up over all.

Third, about my school problem. You dont know how much i feeling burden about all this. I have no path, i feel lost. Oops.. I felt lost. I know these day i have several choice, some shining pathway probably, but yeaah.. still thinking and hoping for the best.

fourth, I have to say this is a smallest past of the mixture, but i cant lie.. it's there! Him! yes... still about him. I knew somehow he have another (already!) and i havent (sad). But i searched enough about his new.. and i feel so much better because my besties said "buseeet.. jelek amat!" i know that cruel. but Girls.. thx saying that for me:)
I know he's not even worth for my memory. Oops.. i mean, i used to love him and i wont lie.. but i know that he's jerk and now i gotta let him go faraway. :P
One morning, i woke up and said 'oooh he's jerk'. In my dream that night, i was like thinking what he's done and what a jerk he was. And that morning i smiled and said 'okay this is a day'
And because some shining pathway, i think i have to focus in this first before thinking about other guy :)

So this bliss feeling appeared and i feel like I HAVE TO WRITE IT DOWN. I was waiting for Uni Test NOW, and i'm about to go there and finish all that. I feel so much confident about my future and i feel i got nothing to lose if even something bad happend. SO LETS ROCK ALL OF IT!!!


Kopi di Pagi Hari!

Wednesday, June 10, 2009


sebuah pesan singkat masuk di pagi hari. Mentari bahkan belum benar-benar bangun.

"Vy, jangan lupa buku kimia hijau!"

Aku membacanya pesan singkat itu. Dan seketika senyumku mengembang. Pagi hari, belum benar-benar mentari terjaga dari ranjang nyamannya di timur, tapi sudah kutemukan sinarnya yang menghangatkan hatiku pagi ini. Pagi ini aku merasa memiliki seseorang.
Entah apa yang membuat seseorang begitu peduli pada sahabatnya, pesan singkat itu memang tidak ada artinya mungkin. Tapi percayalah maknanya dalam bagiku. Mungkin kalimat itu hanya sekedar kepedulian kecil sahabatku untuk sahabatnya yang selebor ini, supaya aku tidak pontang-panting di sekolah karena kelupaan buku kimia yang seharusnya kubawa dari senin kemarin. Tapi percayalah, itu mentari bagiku di pagi ini. Aku merasa dimiliki, dan rasa itu adalah suplemen paling mujarab untuk satu hari yang indah ini.

Mentari belum begitu melek, sebuah chat room terbuka di layar yang berkedip-kedip genit. sebuah pesan masuk meninggalkan bunyi elektrik kecil yang mengiang di telingaku.

"matahari hangatkan ia saat aku terlelap nanti...dan bulan bangunkan aku saat sepinya menghampiri,biar aku yg temani ia..."

Sekali lagi aku senyumku mengembang. Mentari kedua bagiku pagi ini. Mentari di langit masih mengintip malu, tapi hatiku sudah hangat begini, diterangi mentari-mentari mungil yang bersinar nakal namun sangat hangat.

Terima kasih mentari-mentari kecilku. Kalian membuatku hangat sepagian ini dan membuatku cerah seharian ini. Bahkan purnama semalam tidak seindah hati kalian yang berseri-seri. Mungkin hanya sekumpulan aksara tanpa makna yang mampir di mataku, tapi melekat di hatiku. Mungkin hanya sekedar tindakan kecil untuk mengingatkan temanmu yang ceroboh ini, dan hanya untaian kata kecil yang kau rangkai untukku pagi ini, tapi itu bahkan lebih indah dari morning glory yang mekar di luar sana.

Yuk, ciptakan mentari bagi orang-orang yang anda kasihi.. Saya menemukannya.. dua di pagi ini. Membuat saya harus bergegas menulis note ini sebelum berangkat sekolah. Oops.. sudah terlambat waktunya mandi... tapi pesanku, yuuk ciptakan kehangatan hanya dengan sebuah tindakan kecil yang pasti itu menyinari hari, lebih terang daripada mentari di angkasa.

:)) selamat pagi.. pagi yang indah!


Menaklukan Hati

Sunday, May 10, 2009


Baru aja siang itu gw melintas di perumahan mewah dekat rumah gw. Dan diiringi angin kencang karena ojek yang malaju kencang, gw berbisik 'aku bersyukur Allah ku!'. Bukan karena gw salah satu pemilik rumah super mewah yang dijaga polisi militer disitu. Tapi karena gw sadar, gw punya banyak penjaga hati yang patut disyukuri semua orang yang memilikinya. Gw punya sahabat-sahabat yang saling memiliki, yang gak perlu takuti kalau mereka bakal pergi. Gw punya cowo yang sayaaaaang banget sama gw. Punya orang tua, yang walaupun ga sempurna, tapi gw tau seberapa besar effort mereka untuk jadi good parent buat gw dan adek gw. Gw punya keluarga tambahan, yaitu keluarga merah yang isinya bukan cuma sekedar sahabat, tapi mereka kakak, saudara seperjuangan, teman berbagi ide dan yang terpenting, mereka teman untuk saling mengasah.
Masih sambil ojek melaju kencang, gw berpikir. Apalagi yang harus gw minta? Bagaimanapun gw mendengar, walaupun suara itu halus dan tidak mengancam, ia hanya memperingatkan 'roda yang sedang diatas, akan segera dibawah'. Seketika gw menunduk menatap aspal. Seandainya...... seandainya motor kehidupan ini dapat berhenti di tempat. Di tempat ini sekarang....

***



POST ini hanya untuk konsumsi pribadi. Tolong kalau anda mau baca, jangan dipikir, jangan dianalisa. Cukup baca dan lewatkan. Karena tulisan ini adalah bagian dari proses yang harus saya lalui.



















"Gw pernah pacaran sebelum ini, dan gw punya standar sekian ketika pacaran sama yang sebelum dia, dan gw sama dia ini... standarnya dibawah dari pacaran gw yang sebelumnya. Sama mantan gw yang itu tuh emang hubungan yang paling dalam buat gw, disitu gw bener-bener ngerasain arti cinta lah. gw masih sayang banget sama dia, gw ga bisa ngebunuh perasaan gw sama dia. Tapi yaudah akhirnya karena emang keadaan, gw ga bisa lagi sama mantan gw ini. Gw bukannya ngebandingin sama dia sekarang.... tapi.. ya gimana ya... bukanya gw gak mau berproses. tapi buat apa pacaran gitu kalo misalnya gw kaya gini terus. Belom lagi waktu ternyata mantan gw ini ada apa-apa sama abangnya dia, gw cemburu dong! dan gw gak ngerti ada politik apa antara dia dan abangnya, misalnya untuk ngejauhin gw sama mantan gw gitu... Dan mantan gw ini sama dia sekarang deket, sering ngobrol. Bermula dari waktu itu dia kenalan sama mantan gw di FB dan chatting waktu gw lagi berantem, dia sempet ngeraguin gw. Tapi tau ga? si mantan gw ini baik banget... dia tuh ngeyakinin dia untuk ga putus sama gw. Gw pernah pacaran sama banyak cewe, tapi kelebihan cewe-cewe yang pernah gw temuin, semuanya ada di mantan gw yang itu. Yaaaa dia juga punya kelebihan... tapi yaa gimana ya..gw juga bingung."

sakit....


sakit....


sakit....


Sorenya sahabat-sahabat gw dateng ke rumah. Satu hal yang gw tanya mereka,, Apa yang harus gw rasain sekarang?? mereka jawab lo yang tau kali lo tuh ngerasain apa... tapi buat gw, hati gw lagi kram, hahhahaha kram hati, lucu juga. Gw ga tau harus ngerasain apa.. harus gimana. Yang gw tau.. gw sakit.

Satu hal, gw orang paling munafik sedunia, paling naif sedunia. Tapi naif dan baik hati bedanya setipis selembar tissue. Gw gak tau apa yang sesungguhnya gw mau, Gw emang berteman baik sama mantannya, yang kodratnya mestinya enggak. Gw rela kalo emang dia gak pernah bisa sayang sama gw sesayang dia sama mantannya, rela kalo gw emang bukan cintanya, bahkan gw mengijinkan, kalau dia masih mesra banget sama mantannya, masih telponan, smsan, berhubungan baik deh pokoknya sama mantannya itu. Sampai gw ga tau kapan, semua kenaifan gw itu menusuk gw sendiri, perlahan. Sampai gw gak tau dimana rasa sakitnya.

Perempuan mana sih yang gak sakit, ngeliat cowonya, yang officialy miliknya, masih wall-wall mesra sama cewe laen, dan yang lebih parah, sama cewe yang elo tau, itu cintanya. Siapa yang gak sakit... Tapi bukankah itu usaha, ketika gw mau belajar memberikan toleranti-toleransi dan gw belajar mengerti, belajar menerima kalo emang perasaan ga bisa dibunuh. Apa itu bukan artinya gw belajar sesungguhnya arti cinta, karena cinta itu memampukan kita belajar.

Gw pengen banget bisa dengan mudah, bilang : yaudaaa lah ya.. cowo masih sejuta di luar sana, lepasin aja.. ribet banget. Toh lo gak bakalan kawin sama dia kan?

BUkan itu! bukan karena dia laki-laki tercakep sedunia, atau dia laki-laki paling kaya sedunia sehingga gw gak mau ngelepasin dia. Tapi gw pernah berkomitmen, bahwa gw mau belajar untuk menjalani ini semua dengan tujuan gw mau jadi orang yang lebih baik. Dan itu didalamnya, termasuk komitmen bahwa gw harus belajar sakit hati, dan belajar mengatasi sakit hati. Yap.. itu pilihan.
Di satu sisi, in tantangan. Dan gw selalu suka tertantang. Terntantang untuk bisa mengatasi segala rasa sakit. Dan ini salah satunya, kenapa gw tulis di blog, Biar gw baca terus-terusan sakit sih.. setiap kali baca dan setiap kali itu juga berdarah. Tapi justru karena itu gw belajar mengatasi rasa sakit hati.

Tapi terus????? Mungkin juga dengan ini, perasaan gw bisa mati dan padam. Lalu dengan mudahnya gw bisa melepaskan dia. Atau mungkin dengan ini gw berhasil menaklukan hati gw sendiri.

Tuhan ajar aku taat, aja aku untuk mau belajar. Pecut aku agar aku tekun. Tuhan aku merasa sakit. bertanya-tanya kenapa aku gak pernah bisa dicintai seperti orang lain. Tapi lalu aku menampar diriku sendiri dan berpikir. Betapa aku gak tau diri! Engkau telah memberikan aku banyak hal yang bodoh bila aku tak syukuri. Maaf kan aku... kalau aku masih merasa sakit dan belum juga puas disayang. Maafkan aku.. kalau aku gak sempurna dalam hal mengasihi seperti yang Kau ajarkan. Maafkan aku... karena aku ga bisa jadi sebaik orang lain. Dan aku munafik. tapi Allah... percayalah.. aku mau belajar. Dan kuatkan aku untuk dapat belajar dan mengatasi segalanya ini. Kalau memang dia bukan yang terbaik untukku, biarkan aku lalui sakit hati ini dengan cepat, dan ajar aku untuk dapat mengambil segalanya yang baik untuk diriku dan melepas segala yang buruk, tanpa dendam. Amin.



Aku Ikut Tersenyum Ketika...

Saturday, February 14, 2009


"Selamat hari kasih sayang" kalimat itu seperti mantra diucapkan seharian ini. Entah berapa ratus kuntum aku antar sepagian ini, entah berapa kotak kue dan cokelat berbentuk hati yang kubagikan siang ini. Sambil terus tersenyum dan mengucap riang "selamat hari kasih sayang..." dan sekali-kali ikut menyanyikan lagu-lagu cinta yang berkumandang tak henti-henti hari ini.

Take me to your place
Where our heart belongs together
I will follow you
You're the reason that I breath

I'll come running to you
Fill me with your love forever
Promise you one thing
That I would never let you go
'Cause you are my everything

Aku ikut tersenyum setiap kali kulihat kuntum mawar-mawar yang kemarin masih tidur, kini telah mekar indah. Keindahan yang menandingi indahnya cinta yang dibagikan, tercecer-cecer di sepanjang koridor kelas-kelas, lapangan, bahkan setiap penjuru kota hari ini. Aku tersenyum, setiap kali aku mengantarkan cinta pada teman-temanku, cinta dari orang-orang yang menyayangi mereka dalam bentuk bunga, cokelat atau kue. Aku ikut tersenyum ketika nyanyian lagu-lagu indah dinyanyikan penuh cinta kepada seorang temanku..
Aku ikut tersenyum, walaupun hatiku ku tersedu dalam bisu..

Walau mentari terbit di utara
Hatiku hanya untukmu...
Ada hati yang termanis dan penuh cinta
Tentu saja kan kubalas seisi jiwa
Tiada lagi
Tiada lagi yang ganggu kita
Ini kesungguhan
Sungguh aku sayang kamu


Aku melewatkan banyak hari merah muda sendiri namun hatiku pun tersedu bukan karena tak sekuntum pun datang untukku hari ini. Tapi sunguh rasanya tak terelakkan karena sekali lagi aku sampai pada sebuah pemahaman yang menyakitkan. Dan mereka sahabat-sahabat gaibku, sebagian dari mereka menyenderkan kepalaku di bahu mereka, ikut sedih merasakan luka ini. Namun sebagian lagi, tersenyum sinis mengejek dan melemparkan sorot pandangan 'sudah kubilang kan?...'. Aku pun tidak peduli, dalam dekap mereka aku menangis sejadi-jadinya, mengadu pilu tanpa malu, tanpa perisai-perisai harga diri yang selama ini kujunjung tinggi.

Sore ini, bergegas dari rumah seorang teman yang sedang sakit, aku menenggelamkan jiwaku di kamar yang penuh merah muda. Sudah lama aku tak merasakan sakit yang seperti ini, rasa sakit yang begitu menusuk sampai rasanya setiap aliran darah tubuhku mengandung racun-racun rasa sakit yang menyatu dalam leukosit dan eritrosit darahku. Sakit sampai aku merintih tak lagi bisu, kudekapkan bantal ke wajahku, mencoba memendam segalanya. Tidak berhasil. Sakit. sakit di dalam tubuhku yang tak dapat kujelaskan. Kecuali dengan air mata.

Aku merasa rapuh, runtuh, dan terluka. Terlebih itu, aku marah. Marah pada bodohnya diriku yang membiarkan aku percaya pada mimpi-mimpi. Bertahun-tahun sejak aku mengerti arti kata sakit yang sesungguhnya karena apa yang kulihat dan kudengar, aku telah membangun benteng pertahanan terkuat. Dan lalu tiba-tiba dia datang, menyusup ke dalam sistem pertahanan itu, lalu membuatku belajar percaya bahwa mimpi itu mungkin masih ada...
Dia datang menambal lubang-lubang yang dibuat oleh ayahku, kakekku, dan semua laki-laki yang pernah ada dalam hidupku.

Lalu dalam sebuah semburat malam, saat awan melukis wajahnya dengan sinar bulan keperakan ia menghancurkan segalanya, menoreh luka yang dalam berdarah di rapuhnya aku tanpa benteng pertahanan. Hancur segala bangunan mimpi yang menambal lubang-lubang kosong itu, bahkan ia berhasil melubanginya jauh lebih dalam. Di tengah keruhnya caruk maruk perasaan, pikiran serta seribu tanda tanya sekaligus jawabannya bercampur baur dalam jiwaku. Malam itu aku pergi tanpa tangis, aku berhenti berpikir, berhenti merasa, berhenti bicara.. Yang kubutuhkan adalah pergi sejenak dan berharap terbangun esok pagi dalam dunia yang tak kukenal.

Sore ini, setelah selesai menumpahkan segalanya dalam bisu. Kelelahan dan terbaring pilu menikmati rasa sakit itu merambat perlahan seiring darah yang mengalir dari luka yang masih basah... aku mulai berpikir. Menulis untaian kata yang masih juga belum cukup dan tidak akan pernah cukup menceritakan rasa yang ada. Tumpah... tidak lagi dalam air mata, tapi dalam sebuah getar ketegaran.

Angin membawa kelopak-kelopak mawar yang mati senja ini
Semerbak wangi cinta dalam segala keagungan kasih
Menggantung rendah di udara pagi ini
Menyusup ke dalam kamarku melalui jendelanya yang terbuka
Belaian angin berhembus perih pada luka
Tapi seperti yang dikatakan mereka di luar sana
Berani mencintai, harus berani dilukai
Dan usai tangis ini,aku menentang angin cinta tanpa lagi bimbang
'Aku berani' sahutku pada mereka...

Maaf... aku masih sangat merasa sakit. Kucoba untuk lebih rasional. Menulis untuk mengurai buraian dalam kepalaku yang masih ruwet. Aku memang butuh waktu untuk berpikir dan mengurai secara rasional.. Aku ingin menanyakan seribu tanya, mencari seribu jawab tentang aku, bukan tentang dia. Maka biarkan aku diam dulu disini, menanti sakit ini reda. Dan lalu aku berjanji untuk mengolah segalanya, menemukan jawaban dan merangkainya. Agar kutemukan apa yang kunanti...



Bab 2 : Filosofi Pasir


Friday, January 23, 2009



Blogger Warning : Blog ini mungkin mengandung unsur-unsur feminisme yang sangat pekat, yang mungkin tidak dapat ditolerir beberapa manusia non-feminim. Mungkin juga dapat menyebabkan menangis, tertawa, muntah, keinginan untuk mencerca, keinginan untuk mencinta dan komplikasi lainnya. Post ini mungkin tidak baik dikonsumsi oleh orang yang mengidap penyakit dunia no.5 yaitu sarkatisme dan apatisme terhadap cinta.









***

Cinta itu seperti pasir dalam genggaman tanganmu, semakin keras kau mengenggamnya untuk mempertahankannya, semakin banyak juga cinta yang keluar melalui sela-sela jemarimu, akhirnya hilang ditiup angin yang berhembus ketika kamu membuka tanganmu dan sadar segalanya telah terlambat. Namun biarkan pasir itu di jemarimu, maka ia akan tetap disana sampai angin nasib yang akan meniupnya. Begitu pula cinta, genggam ia dengan segala daya kekuatanmu maka ia akan pergi. Namun biarkan cinta itu dengan menghargai kebebasannya, maka ia akan tetap disana...

<3 <3 <3

Pernah dengan filosofi tentang pasir? Yeaph, mungkin gw adalah pengikut Paham Pasirisme yang cukup konservatif. Gw percaya bahwa tiap manusia dilahirkan dengan kebebasan penuh, sepenuhnya tanpa dibatasi oleh manusia lainnya. Tapi hidup ini penuh dialetika kan? dan gw pun berubah dinamis mengikuti bentuk-bentuk yang juga belum berbentuk. Karena memang seperti itulah kabut hidup, tak berwujud dan terus berubah. Apalagi ketika seseorang datang menyibak kabut itu dan membuat setiap wujud didalamnya bergerak-gerak mencari bentuk lain dari pribadinya....

OK.. mari kita lihat kronologisnya, menganalisa setiap detail kasus yang dapat membuat gw mengerti 'oooh ini toh salahnya, ooooh ini toh yang gak boleh..'
Malam itu seperti setiap malam, kita telponan (mengingat suaranya sangat adiktif dan akhir-akhir ini tidur itu sulit tanpa lullaby napasnya...). Pembicaraan berawal dari sekedar omongan rencana beberapa hari ke depan, dari pembicaraan rencana jadwal harian itu, gw jadi sadar dia harus pergi PKL sebentar lagi.

"wah bentar lagi aku PKL..."
"oooh, kamu PKL berapa lama sih?"
"6 bulan"
"jadinya kemana? udah tau belom?"
"yaaa maunya sih ke malaysia... eh! tapi apa ke Jakarta aja yaa biar bisa nemenin kamu?"
"yaaa jangan laaah.. malaysia aja" **di Malaysia dia bisa dapat lebih banyak kesempatan yang lebih baik daripada disini**
"ato gak tetep di bandung aja kali ya... biar gak jauh-jauh amat"
....

Gw gak bermaksud mengkambing-hitamkan ngantuk, tapi serius kali itu otak gw benar-benar low battery dan filternya pun mati. Dengan santai dan tanpa alasan yang jelas, bahkan gw hampir gak tau tujuan pertanyaan gw ini, gw melanjutkan pembicaraan diatas dengan bertanya...
"Nanti pas kamu PKL, apa kamu mau kita break dulu?"
**berubahan nada yang drastis dari suaranya** "Yeee.. ngapain break, udahan aja gak usah balik-balik kalo gitu maaah"
"Jadi kamu maunya putus?"
..diam...
"Kamu mau kita putus???" Dia mengulang pertanyaan gw..
"LHO! Gak gitu kali maksud aku...aku cuman gak mau jadi pagar kamu aja. Kamu 6 bulan disana, kamu akan ketemu banyak orang disana. Aku gak mau ngebatasin kamu disana... Alasan yang sama seperti ketika kamu ngelepasin Nad (mantannya yang udah pergi ke luar negri), aku cuma mau adil, aku mau ngelakuin apa yang kamu lakuin ke Nad, gak maksain dia dan mengikat dia disini.."
..diam...
"Udah deh, aku ngantuk. Aku mau tidur!" Dan dia pun menutup telpon.

Gw baru sadar dia benar-benar marah ketika besok paginya. Gw inget-inget lagi nada suaranya dan gw sadar dia marah banget. Pagi itu gw sms, minta maaf.. dan gw sms lagi siangnya untuk ngingetin dia makan seperti biasa, tapi dia juga gak bales... Gw sempet ngobrol-ngobrol dengan sahabat-sahabat gw dan menurut mereka gw salah. OK.. gw tau gw salah dan menyesal.. tapi serius hari itu nyiksa banget. Gw gak berhenti melahap soal-soal fisika dan matematika hari itu, karena kalo konsentrasi gw lepas, gw pasti keinget dia dan itu rasanya sakit banget.

Setelah dianjurkan banyak sahabat dan abang-abang gw, gw telpon dia. Berusaha memakan ego gw yang biasanya segede bagong dan mengalah. Gw cuma berusaha mengingat perkataan sahabat gw 'Lo jangan sampe ikutan emosi juga Vy, ayooo ayo tetep dibawah, kalo lo ikutan naek abis cerita deh...'. Dan sore itu pun gw menelpon dia, setelah menelan semua harga diri seorang Ivy. Walaupun masih agak bimbang, apakah lebih baik gw kasih waktu dia untuk nenangin diri, atau selesaikan masalahnya...

"Halo...kamu masih butuh waktu ato kita mau omongin sekarang?"
"Omongin apa lagi sih??? udah gak ada lagi kan yang bisa diomongin!"
"Jadi kamu maunya apa?"
"Gak tau."
"Kamu marah sama aku?"
"Gak"
"Kamu kecewa sama aku?"
"Iya."
"ok.. kecewanya kenapa?"
"aku kecewa sama statement kamu kemaren."
"Okay... aku salah.. tapi kan aku udah minta maaf... dan aku udah jelasin kenapa aku ngomong gitu.."
.........diam........ serius gw bener-bener pengen marah, nangis, teriak, emosi gw stuck di jantung..
"jadi kamu gak mau maafin aku?"
"APA sih yang perlu dimaafin???"
Dan selama beberapa waktu pembicaraan itu berulang terus sampai ada titik dimana gw bener-bener gak tahan, suara gw udah tinggi, tapi kemudian gw sadar, gw melempar headset dan mendekap bantal di mulut dan teriak-teriak sekenceng-kencengnya. Setelah itu gw melanjutkan pembicaraan dengan menurunkan nada suara serendah yang gw bisa.

"Buat APA pacaran kalau akhirnya putus? mending udahan aja sekarang, daripada nanti lagi udah keburu dalem udah susah pisah!"
"Jadi kamu mau putus?"
"YAAAA gak! tapi kalo kamu yang mau?!"
"Aku gak bilang aku mau putus!" Teriak gw frustasi...
"yaaa itu kamu bilang mau break atau putus aja pas aku PKL! Mana komitmennya? Kita pacaran atas dasar apa sih??? Kita udah deal kan, untuk komitmen! Sekarang mana??? kalo cuma gara-gara PKL kamu bilang putus atau break!"
"Aku gak bilang mau putus atau mau break.. Justru aku nanya kamu, kamu maunya gimana? kan kamu yang mau pergi... "
"Ya enggak lah.. udah deh gak usah dibahas.. males tau gak!!"
Sakit sih denger itu, tapi serius... kadang gw kagum sama otak gw sendiri. Sahabat gw, Rasionalitas langsung mengambil alih kendali diri gw untuk tetap ada di jalur. Ibarat itu pesawat mau jatuh, programnya langsung kesetel : AutoPilot...

Gw benar-benar merasa bingung. Gw jadi kehilangan pegangan mana yang seharusnya dan mana yang tidak. Dengan setulus-tulusnya gw benar-benar bermaksud untuk gak jadi pagar dia. Sebagai penganut paham filosofi pasir, gw hanya mau menghargai kebebasan dia untuk bertumbuh lebih subur dan mendapatkan kesempatan seluas-luasnya tanpa dibatasi tembok apapun, apalagi tembok cinta dan pacaran. Secara teknisnya, gw gak mau dia mengorbankan PKLnya yang berharga demi gw dan dia gak serius untuk ngambil yang di Malaysia itu, walaupun dia tau, di antara tempat PKL lain, Malaysia tempat dia paling bisa dapet banyak kesempatan belajar.

Setelah dia agak sedikit lebih tenang dan emosinya udah turun. Gw ajak dia ngomong lagi...

"Aku cuma berusaha pake filosofi pasir kok, aku gak maksud ngelepasin kamu. Gak maksud gak punya komitmen sama kamu.."
"Kamu tuh salah sekarang ya dengan komitmen ini yang aku pegang, pasti akan ada batas-batasnya dong.. gak boleh terlalu perhatian sama orang lain, gak bisa terlalu deket..."
"NAH ITU dia yang aku gak mau.. aku gak mau ngebatasin kamu. Apa gak lebih enak buat kamu, kalo kamu kesana tanpa pengikat apapun. Kamu bisa membuka diri dengan siapapun. Mungkin kalo nanti kamu dapat yang lebih baik dari aku.. kamu gak dibatasi dengan apapun untuk itu..."
"Kamu SALAH! Itu dia yang kamu salah ngerti, kamu sih pake filosofi pasir... tapi itu justru kenapa aku mau punya komitmen. Aku mau dibatesin, aku mau punya batas. Kalau aku gak punya batas, dan terus mencari yang lebih baik, sampai kapan aku mau berenti? Gak akan ada batas buat yang lebih baik... Justru karena itu aku komit sama kamu, aku mau aku dibatasi dan gak terus lagi nyari yang terbaik..."

Gw gak tau, gw harus melayang bahagia atau malah sedih mendengar hal itu. Mungkin gw seharusnya bersyukur atas dia. Menurut abang-abang gw, cowo wujud gini tuh jarang dan dicari lho! Oooh... gw jadi bingung antara kebebasan dan komitmen. Dimana sumbu pembatasnya? Semakin kabur dan semu batas antara dua hal itu. Gw berusaha memberikan kebebasan, katanya gw gak punya komitmen... Gw cuman takut, ketika gw secara gak gw sadari akan mengikat orang lain dan lalu hal yang paling gw takuti terulang kembali : berhenti DIcintai... (selebihnya tentang ini akan dilanjutkan di post berikutnya..kepanjangan.. mumet bacanya :D)

Kemarin malam, gw curcol-curcol dalam sama abang dan temen-temen gw di undakan depan kantor. Abang gw bilang, mungkin si Tuan Merah ini begitu karena alasan-alasan tertentu dari latar belakangnya dia. Dari latar belakang keluarga dan urusan cinta masa lalunya dia. Yang entah mengapa, semuanya ditumpahkan di gw.. Gw sama sekali gak keberatan sih, bahagia dan bersyukur malah kalau dia serius (gw harap dia bener-bener serius dan komit seperti yang dia bilang) walaupun apapun juga deh ketakutan gw..

Jadi intinya adalah kali ini gw belajar banyak hal. Dari hal teknis sampai filosofis..
Secara teknis, gw belajar menelan ego dan keangkuhan untuk kebersamaan. Dan ini hal yang sulit. Gw tau dalam hubungan ini, banyak hal yang sebenarnya gw melawan grafitasi diri gw sendiri. Bukannya gw mau berubah dan akhirnya berhenti jadi diri gw sendiri ketika gw sama dia, tapi gw mau belajar jadi pribadi yang lebih baik. Bukan baik buat dia, tapi baik buat diri gw sendiri... Gw belajar ngecilin ego, belajar lebih perhatian, belajar toleran, belajar sabar, belajar menghadapi orang yang lagi emosi sedangkan gw-nya gak boleh sampe kepancing, belajar percaya sama orang, belajar belajar dan belajar... belajar memegang komitmen tentunya.

Intinya adalah gw harus bilang sama Tuhan, gw bersyukur.. bersyukur banget. Seperti yang setiap malem gw bilang sebelum gw tidur.. "Tuhan, makasih ya buat dia...makasih buat hadiahnya, hadiahnya indaaaaah banget.. gak kebagusan apa buat aku, Tuhan?? Ajar aku yaa supaya bisa mencintai dengan tulus dan lebih lagi..."
Bersyukur untuk dia, dia datang menyibak kabut hidup yang selama ini pekat menutupi pandanganku terhadap sang adam. Yang dengan suaranya membawakan pribadi lain yang belum pernah kukenal sebelumnya. Dan aku bersyukur karena dapat belajar mencintai dia...

Bab Pertama : Cinta dan Ketulusan

Thursday, January 8, 2009


Waaah. winter pertama.. hahhaha.. kalau ibarat love relation itu seperti musim-musim yang berganti.. berarti kejadian kemaren adalah winter pertama. Hahaha.. Post kali ini akan jadi sesuatu yang mellow-comedy-dramatic.. jadi bersiaplah untuk muntah, menangis atau tersenyum-senyum sambil menggelengkan kepala kalau memutuskan untuk scroll ke bawah... OK??



***




Cinta itu seperti bisa ular yang meresap melalui celah-celah hati. Membuat pandangan kabur dan lalu semuanya terasa begitu abstrak. Bahkan aku tidak bisa lagi mendefinisikan kalimat-kalimat itu kedalam kata yang lebih definitif. Semua seperti tertutup kabut. Seperti kabut yang turun dari angkasa, mengambang mengawang-ngawang di atas danau situlembang kemarin, ingat hari itu? Dingin dan tidak jelas..

Cinta.. yang kita perlukan hanya hati untuk merasakan.
Cinta tidak butuh mata, tidak juga butuh telinga...
tapi butuh segenap jiwa untuk mengerti.
Sedangkan aku.. aku bukan pengguna kata cinta. Tidak.
Tapi kadang aku tidak dapat berkelit lagi, tidak ada kata lain untuk mengatakannya kan? C.I.N.T.A...

***

Kadang gw terpaksa harus jadi mellow-dramatis *sosok yang gw benci* untuk bisa jujur sama yang namanya blog. Hahahahah... tapi serius, kemarin gw baru saja merasakan kabut di hubungan gw sama dia (gimana kalau mulai sekarang kita panggil dia Si Merah, karena dia berhubungan banyak dengan warna merah.. sudahlaah.. ikuti saja. Ya?! hahaha).

Berawal dari fakta yang gw temukan tiba-tiba bahwa dia masih sayang sama mantannya. Gw tahu sebenarnya, bahkan awalnya gw pikir dia masih punya pacar. Jadi hubungan dia dan mantannya ini gw udah tahu. Tapi sesuatu yang baru, yang gw temukan dia masih sayang banget dan putusnya itu bukan karena mau tapi harus. Gw baru tau tuh.

Awalnya gw kaget waktu dia ternyata masih kontak-kontakan sama mantannya itu, bahkan di hari gw jadian sama dia.. Kaget sih, tapi gak bete. Entah kenapa waktu gw tau itu, dan siap ngerasain sakit, bahkan untuk sedetik dua detik, gw sempet berpikir 'ouch sakit.. mana nih sakit? mana nih sakit?'. Eh ternyata rasa sakit itu gak dateng-dateng. Yang tiba-tiba muncul adalah pikiran jernih dan pertanyaan menuding 'emang kenapaaa kalo dia sama mantannya???' .
Wow... gw menemukan karakter yang belum pernah gw jumpai sebelumnya dalam diri gw sendiri. Rasional.

Akhirnya gw memutuskan.. yaaa sudahlah.. Gw gak akan bisa jadi orang yang ngegantiin si dia di hati cowo gw sendiri. Dan gw juga gak mau.. Gw memutuskan untuk belajar menjadi seseorang yang bisa mencintai dengan rasional tanpa perasaan posesif yang berlebihan. Salah enggak sih? Kalau dia sayang orang lain selain gw cewenya, dan kalau ada orang lain yang sayang sama dia selain gw, dan keputusannya adalah gw menjawab itu enggak salah. Gw tau dan gak mau maksain berenti, kalau mereka masih saling sayang banget....

Jadi dengan membesarkan hati, gw ngobrol-ngobrol sama mantannya itu. Awalnya emang agak berat sih, tapi gw benar-benar mencoba untuk tulus dan besar hati. Gw juga gak mau membohongi perasaan gw sendiri.. tapi gw mau mendidik perasaan gw untuk gak jadi manusia egois-posesif. Dia itu gak tergantikan, dan gw gak akan maksa ngegantiin. Gw pun gak akan berusaha ngegantiin. Jadi gw minta sama si N (mantannya itu) untuk jangan pergi secara mendadak dari cowo gw gara-gara gw, karena pasti dia bakal kehilangan banget di orang yang dia sayang itu kan?

Beberapa teman gw komentar, wiiih Vy lo sih gila banget.. gak sakit apa?? Gw jawab dalem hati, sakit sih sebenernya...tapiiii gak juga ya.. gak kerasa, gw cuma mau belajar jadi yang terbaik, mau belajar memahami, mengerti, peduli sama perasaan orang lain. Bukannya itu tujuan gw mau punya pacar, untuk belajar banyak hal tentang hubungan personal 2 mahkluk. Dan satu lagi, gw pengen bisa tulus. Bukan hanya sekedar belajar karena gw mau. Tapi benar-benar dari hati. I know it takes a lot to sacrifice thing we love, but believe me its beauty is worth enough to pay the hurts...

Ternyata pengertian dan ketulusan gw belum cukup. Tapi semua itu emang harus diuji kan? berawal dari bincang-bincang yang gw tahu gw salah memulai perbincangan ini. Entah kenapa, orang ini yang kebetulan tau sejarah si cowo gw dengan mantannya, mengatakan sesuatu yang intinya memberitahu gw bahwa gw cuma pelarian saja.. Dia sedang jadi lone ranger patah hati ketika gw datang dan membawakan sesuatu yang dia butuhkan.. hmm.. serius, kali ini sakit bo!...

Gw cuma mikir malem itu, mungkin kah gw harus ngelepasin dia (mumpung belom jauh) dan kembali di titik kita jadi sahabat, berenti jadi lone ranger.. nanti kalo udah selesai.. gw mungkin bisa dateng lagi tapi bukan jadi pelarian. Karena kalau emang gw hanya pelarian dan basic hubungan jarak jauh ini hanya sekedar pelarian dan kebohongan. Buat apa dipertahankan, hanya akan nyakitin nantinya kalau udah jauh dan harus berhenti. Gw gak mau nyakitin... gw gak takut disakitin.. gw takut nyakitin.
Terus gw digugat oleh diri gw sendiri. Hah?? mana?? katanya mau belajar mengerti, memahami, komitmen? kok berenti sampe sini?? aaaah.. kram otak.
Tapi setelah berbicara dengan beberapa orang, dari sahabat sampai kakak-kakak gw tercinta. Akhirnya gw mendapatkan sedikit pencerahan dan langkah-langkah yang harus dilakukan :

pertama, tanyain laaaah ke dia langsung. Yaudah.. gw tanyain deh.. tapi seperti yang gw bahas ke sahabat gw.. Apa juga pointnya dari gw menanyakan hal ini? apa jawaban yang gw mau? jawaban yang gw cari? Gw BUKAN pelarian?? Itu gak akan membuat gw puas dan lega kan..
Tapi toh gw tanyakan juga dengan ngedableknya. Dan gw pun gak bisa mendapatkan jawaban apapun dari dia...

Kedua, gw mencoba untuk berpikir jernih. Andaikan gw pelarian.. dan seperti yang gw bilang di awal, semuanya terlalu berkabut.. gak keliatan.. tapi ada satu hal yang bisa dengan jelas gw rasakan. Gw bisa ngerasain usaha cowo gw untuk sayang sama gw.. dan kerasa kok sayangnya tuh bertambah dari hari ke hari.. Kalaupun detik ini belum seratus persen, gw percaya dan ngerasain kalau tiap detik sayangnya bertambah sepersekian persen misalnya, tapi yang jelas itu tumbuh. Dan gw menghargai sekali usaha dia.. seperti yang gw bilang, gw gak mau membuat dia berhenti sayang dengan siapa pun yang dia sayang sebelumnya.. gw gak mau mengubah apapun dalam hidupnya, gw hanya mau menambah banyak hal dalam hidupnya.. contohnya rasa sayang.

Dan lalu gw ngobrol sama salah seorang kakak gw.. dia bilang sebuah statement yang agak berbeda dengan pendapat kakak-kakak gw yang lain. Kalau yang lain cenderung meyakinkan gw kalau itu gak bener, gw bukan pelarian dan blablabla.. dia bilang begini : " Dek, lo mungkin emang pelariannya dia.. tapi lo juga tau, dia memang butuh pegangan, kalo emang bener ceritanya pegangannya ilang waktu mantannya pergi. Nah sekarang.. tinggal di elo.. ikhlas gak jadi pegangan orang yang elo sayang? Sayang gak sih sama dia?"

Wedeh, gw jadi mikir nih.. waaaaah.. ini bicara ketulusan dan keikhlasan hati. Ribet daaah.. ukurannya sesuatu yang tak terukur. Tapi begini, yang mau gw katakan adalah... Gw mencoba untuk belajar, dan seperti yang Bunda bilang, akan banyak hal yang bisa dipelajari disini.. banyaaaaaak sekali. Disini juga gw bisa membentuk hati dan perasaan.. Mendidik diri gw sendiri untuk tidak menjadi egois.

Dan akhirnya sampailah gw di sebuah kesimpulan. Okei, gw terima konsekuensinya, gw tulus jadi pegangannya dia.. whatever gw pelariannya apa bukan, gw mau belajar mencintai dengan dewasa. Dan lagipula, seperti yang gw bilang di posting sebelumnya.. Dia itu hadiah dari Tuhan. Dan gw merasa, Tuhan mencintai gw lebih dekat lewat dia.. (yaaa enggak segitu mellownya...) tapi serius, gw melihat mata Tuhan menatap gw dimatanya, gw merasa dipeluk Tuhan dalam pelukannya.. Karena gw percaya cinta itu anugerah, dan dia telah dianugerahkan..
Jadi ya.. gw memutuskan.. di luar konteks gw pelariannya atau siapanya lah. Gw GAK mau peduli lagi, gw mau balas mencintai Tuhan yang udah mencintai gw. Dengan belajar mencintai hadiah dari Tuhan dengan adil dan tulus. Fair enough kan?? Gw juga mau menatap Tuhan lewat matanya.... jadi sekarang kita bicara tentang mencintai, bukan dicintai. Dan itu pelajaran tersulit, gimana caranya kita tulus mencintai... tanpa mikirin DIcintai..

Tuhan, ajar aku ya.... MENcintaiMu.. gak selalu minta DIcintai...



Random Daily

Monday, December 15, 2008


aaah dari kemaren yang berat-berat mulu nih postnya. Bosen aaah mellow terus.. atau berpuisi terus... atau dramatis lebay hahaha.
Hari ini santai-santai aja yaa... sesantai hari ini. Hari ini kerjanya tiduuuur aja. Bayangkan, bangun pagi-pagi, baca buku, ketiduran lagi... baca buku lagi.. tidur lagi... tiba-tiba aja udah jam 3 SORE!!! baca buku lagi sebentar, udah gitu nge-gym.. berenang, mandi.. dan online. Tiba-tiba udah jam 9 aja.. hahahaha.. Ya ampun, liburan membuat diri menjadi sangat tidak produktif.

Well, ada perkembangan menarik dari kasus Ms. AR Guwjan dan si Edward Cullen si vampir ganteng! Hahahaha, okay, mulai sekarang panggil mereka itu ya.. dan gw sebagai detektifnya, Ivy Holmes sang detektif facebook yang sedang membuka tabir misteri ini.

Sebentar lagi libur dan ambil rapot, entah kenapa gw benar-benar gak kepikiran tentang itu. Pengennya ini jadi rapot terakhir yang harus gw ambil.. sayangnya mungkin kalau beruntung, ini masih akan jadi kedua terakhir... keep my finger cross. Udah ah stop tentang yang ini, jadi berat deh...

Keluarga merah masih baik-baik saja, jarang ketemu ditelan kesibukan masing-masing anggotanya. Tapi kita tetap keep in intense contact lewat facebook atau online. Katanya sih.. si Mr. Another One Noon Stand lagi dateng kesini. Tapi siapa peduli gitu lho.... dia hanya sejauh monas - cimandiri saja kok... gak lebih! hahahaa

Hari sabtu lalu, ada charity day di sekolah untuk menggalang dana baksos. Siapa sangka garage salenya berjalan lancaaaaar sekali. Laku banget... walau memang target pembelinya jadi bergeser. Tapi gakpapa lah yang penting duitnya kekumpul. Dan Band Senior di sekolah D' Whitesoul tampil dengan lagu-lagu request. Wow.. tanggapan dari anak-anak cukup sangat antusias.

Si Dia tampil beberapa kali, nyanyi lagu yang benar-benar membuat aku teraduk-aduk. Sayangnya lagu-lagu itu bukan untukku kan? tapi gak ada salahnya memanjakan telinga dengan suaranya yang merdu... dibuai lirik-lirik yang bikin melting (seandainya saja itu buatKU).

Begitulah sekilas beberapa hari ini. Emang gak ada yang penting. Karena bosan dari kemaren berpikir terus.. ohiya, gw punya 3 tindikan baru! jadi gw punya 2 tindik di kuping kiri dan 3 tindik di kuping kanan. hahhaah it make me seems like a bad girl. Tapi siapa sih peduli???



SolarGeneration Bday PARTY

Saturday, December 6, 2008



Tanggal 1 Desember. 1.23 hape gw geter, secara spontan gw angkat dan sapaan seorang cowo : SELAMAT ULANG TAHUN IVY! dalam setengah sadar gw bilang, hah? gw gak ulang taun... terus gw inget.. oh iya! HARI INI TANGGAL 1 DESEMBER!!!

Gak kerasa banget sudah setahun!!! SETAHUN!!!! gila.... gak kerasa banget. Tanggal 1 Desember 2007 di Bali, SG me-launch-kan diri. Dan sekarang satu tahun kemudian.. kami dengan segal perubahannya.
Menjelang ultah nih, banyak banget kerjaan sehubungan dengan Global Day of Action. Rodi bo! Rodi setiap malem. Tanggal 1 desember, kita rapat. Dari siang sampe sore... ngomongin GDA.
BAYANGKAN! GDA tinggal menghitugn hari.. ijin belom keluar, media belom apa2, peserta masih kurang. Dan yang paling bikin pesimis adalah : Greenpeace pesimis sama kita. Mereka gak percaya kalo kita, walopun masih muda, kita BISA!

Rapat, rapat dan rapat. Dengan kondisi tertekan karena kerjaan dan tegang takut semuanya buyar gara-gara ijin.. kita rapat terakhir malem itu. Dalem ati, kita mikir, siaaaal banget sih! Ultah-ultah malah rapat, dimarah-marahin lagi!

Pas rapat, Galih bilang sekarang waktu udah mepet dan semuanya masih gini-gini aja. Tapi kita tetep punya keyakinan dan semangat. Itu yang kita punya berlebih sekarang. Mau gak kita lanjut? dan apa komitmen kita sekarang untuk beberapa hari kedepan menghitung GDA?
Trus dia keluar dan bilang dia ngasih kita waktu untuk mikir. Dadi yang mengambil alih rapat, mengajak kita semua untuk tutup mata dan ngebayangin hari H. Bayangin panasnya matahari... bayangin kita duduk sendirian di bunderan HI, gak ada orang... Tapi tiba-tiba puluhan orang dateng pake baju merah, ratusan bahkan ribuan sampe rame banget dan mendukung aksi kita. Ayo rasain di kepala kita... panasnya... kita masih merem ngebayangin....

tiba-tiba..... (gedubrak-gedubrak-gedubrak)

HAPPY BIRTHDAY SOLAR GENERATION!!!!!!

satu kantor staff Greenpeace masuk ke ruang rapat membawa kue tart besar untuk SG!
Yaaaa ampun!!!! ini surprise party terindah yang pernah gw alamin. Lebih indah daripada pesta-pesta sweet seventeen teman-teman gw di hotel-hotel besar2... trus kita foto-foto dan saling ngasih salam. Terus MAKAN degh...

Sebelum pulang, tepatnya setelah semua orang di undakan depan kantor tempat paling pewe nongkrong2.. kita ngobrol2 ngomongin hari itu... Emang ijin belom ada yang beres, bahkan terancam gagal tanpa ijin. Tapi rere bilang, dengan ato tanpa ijin. Dengan atau tanpa seribu orang, kita akan tetap maju. KARENA KITA MUDA DAN BERANI. Biar orang-orang atas itu gak percaya sama kita, tapi kita punya semangat yang mereka gak punya, punya keberanian yang mereka gak pernah bayangkan! KITA SIAP dan KITA LAKUKAN APAPUN YANG TERJADI!

kita ber-sekian anak2 core team, high five sambil teriak : WHATEVER!!!!
yeaph, whatever dengan semuanya. Persetan kata mereka, persetan ketakutan mereka. KITA TETAP MAJU!

Malam itu gw pulang jalan kaki dari kantor. Malam gelap tanpa bintang, menyusuri jalan dibawah rel kereta, gw bilang sama diri gw sendiri. Gw tau kenapa gw tetap ada disini, karena mereka keluarga gw, sahabat gw, jiwa gw.
Mereka membuatku menjadi diriku sendiri dan menemukan jiwaku. Bersama mereka satu-satunya saat gw gak peduli gw ini apa dan siapa, gak peduli gw kurang ini-itu. Yang gw tau, gw punya mereka! dan Gw ada disini untuk satu misi : masa depan! itu yang membuat kita tetap bertahan disini... karena kita semua menjadi diri kita disini.

PASUKAN MERAH! AYO MAJU! PERSETAN KATA MEREKA! KITA MUDA DAN BERANI!



Back OFF

Saturday, November 15, 2008


Gw inget, sekitar 6 bulan yang lalu gw pernah post sebuah blog yang isinya sebuah Quote : a courage is when you know you're licked before you begin, but you start anyway and get through it no matter what. Kata-kata ini ada dalam buku To Kill a Mocking bird karya Harper Lee yang dapat Pulitzer prize karena buku ini bercerita tentang pengadilan seorang kulit hitam yang dulu masih taboo di jaman itu. Tapi pengacara kulit putih dengan gigih terus membela si tersangka yang dituntut atas tuduhan pemerkosaan sama anak majikannya. Dia tahu dia akan kalah, tapi dia mulai juga, dia selesaikan apapun hasilnya...

6 bulan yang laalu persis seperti itulah yang saya rasakan. Tapi apa yang terjadi kalau kekalahan di depan mata? Apa yang terjadi kalau no matter what itu end up di sebuah kata : kekalahan? Bisakah kita benar-benar menghadapinya? Bukan menerima kekalahan yang dinasibkan, tapi ditawarkan? Dan kita MEMILIH untuk kalah? karena kita tahu kita akan kalah.

Now, i'm on that point.. would i be resist to get through it? Or would i be fall to the dark of depress even worse than i've done right now?

Kadang kita harus tau dulu apa yang kita ingini sebelum kita berjalan. Tau tujuan kita sebelum kita angkat pantat dan mengenderai mobil. Terlebih orang seperti gw yang gak mau bersusah-susah terjebak macet di jalanan kota, karena gak jelas juntrungannya kemana.
And this day, i say to myself. This is all just your aroganism. To be a settled girl that everyone convinced ypo what.

Sometimes i told myself : BACK OFF! sometimes what we need is just as simple as STOP. STOP thinking... stop acting, stop pretending, stop covering your own weakness. And enjoy the world without a beautiful mask you'd wearing these days.
WOULD I? Would i ready get out from my own comfort zone? Start over from zero and did whatever i shold did...

WOULD ivy be that brave? am i courage enough? And face the LICKED that i already knew since the day i begun it?
somebody, just give a light answer... because He doesnt!



Aaaah.. Gak sakit!

Monday, October 20, 2008

Ya.......... time to let it go mungkin yaaaa. Seandainya aja langit memberikan satu saja bintang berwarna cinta untuk benar-benar masuk ke kamarku. Bukan cuma mengintip dari tirai di gelapnya malam.

Hari ini ternyata aku tahu kalau semua itu bukan aku. Setelah semua hal yang terjadi dan itu bukan aku. Apa sih rasanya? Kupikir aku akan nangis, marah, sedih dan kecewa kepadanya. Tapi seperti setiap kali aku menorehkan mata pisau, rasa sakit yang muncul tidak pernah sesakit rasa sakit yang telah kutakuti. Begitu pula ini, tak sedikitpun aku merasa sakit. Kadang rasa sakit itu datang agak terlambat. Seperti matahari yang membakar tanpa rasa sakit.

Kalau aku masih boleh punya mimpi. Aku ingin langit tersenyum padaku. Dan membiarkan salah satu bintangnya memelukku sampai fajar lahir dan menelan bintang-bintang cinta itu...



Is that what's called love?

Thursday, October 2, 2008


Berlanjut dari posting sebelumnya... DUuuuuh belom puas gw nulisnya.. baru-baru ini ada sebuah kasus. Yaaa sebut saja Bude gw dan suaminya... Bude gw ini orangnya diem banget, nerimo, halus, nurut. Waah pokoknya asik deh. Sedangkan si paman gw itu juga diantara paman-paman yang lain dia yang keliatan paling 'bener'. Keluarganya asik banget. Anaknya yang gede cowo, lebih gede dari gw beberapa tahun dan yang kedua cewe lebih kecil dari gw beberapa tahun. Kakak-beradik itu akur banget...tiap taun pulang kampung bareng. pokoknya gambaran keluarga perfect lah di keluarga besar gw.

Tiba-tiba gw terkejut dengan berita bahwa......... si bude gw ini minta dicerai.. LHO?? serasa bumi dibelah, tsunami melanda monas, australia tenggelam.. wahwahwah mengejutkan.. Ternyata oh ternyata...* dengan segala rasa hormat dan gak ada sama sekali maksud menjelekkan nama siapapun juga di muka bumi ini, ini hanya sebuah kontemplasi* Bude gw itu jatuh cinta dengan orang lain. Dan karena beberapa masalah internal dengan keluarga besarnya seperti masalah perbedaan agama dan banyak perbedaan lain.. Bude nekat mau mengakhiri pernikahannya yang hampir perak itu... WOW! what a life? what a love? what a sparks of falling in love?

Tentu aja semua heboh. Bokap gw heboh sebagai tetua.. nyokap gw heboh sebagai sahabatnya. Gw pun.. yaaa gak heboh juga sih. Tapi gw merasa punya panggilan moral aja mendampingi adik gw itu (anak perempuannya yang baru umur 12 tahun). Gw pernah ada diposisi seperti itu. And it is NOT easy.. NO NO NO! Persis kira-kira di usia yang sama.. masa peralihan SD ke SMP.. Anak perempuan itu harus menghadapi perceraian orang tuanya. Sama sekali gak gampang. Dia cuma diam, gak banyak komentar, bahkan pura-pura gak tau. Tapi gw tau dibalik matanya dia menangis. Gw pernah dan gw ngerti banget rasanya..

Kebetulan kasus ini sebenarnya rumit. Karena bukan sekedar broken trust.. tapi ini lebih karena masalah laten keluarga yang udah diendepin selama 20 tahun lebih. Ternyata ih ternyata sejarah perkawinan mereka pun awalnya gak mudah. Perbedaan yang gak disetujuin dan latar belakang pemberontakan menjadikan pernikahan ini dengan nekat dibangun di atas azaz kebahagiaan saja. Pada suatu titik si Bude gw ngerasa gak bahagia dengan suaminya, begitu juga dasar pernikahannya luluh lantah.

Jadi liburan lebaran yang harusnya dihiasi dengan senyuman dan ketupat *LHO* jadi agak-agak heboh. Gw pergi ke rumanya.. dia nginep disini, dan saling menghibur.. banyak ngobrol dll.. Nyokap gw sebagai sahabatnya berusaha membukakan matanya bahwa perceraian itu gak mudah, gak simple. Banyak yang harus dikorbankan, banyak spekulasi. Mencoba memberi tahu bahwa jadi janda tuh gak gampang, terutama untuk Bude gw ini yang masih butuh financial support dan emotional support. Dan juga mengetuk pintu hatinya lagi berpikir ulang, apakah benar ia mau mengorbankan 2 jiwa anak-anaknya untuk egoisme dan euforia jatuh cinta semata? Nyokap gw banyak cerita bagaimana susahnya struggle up membimbing anak-anak melewati proses perceraian dan pasca pereraian yang gak gampang, apalagi mereka di usia kritis. BAYANGIN! Cewe lagi Abg-abg-nya, baru aja mulai mencari jati diri, mulai merekam figur bagaimana menjadi wanita... Yang satu lagi... lagi brondong-brondongnya, bisa jadi nakal-nakalnya, sedang mulai melihat figur wanita seperti apa yang akan ia cari. BUSET... umur-umur emas tuuuuh. Tega? TEGA? Sumpeh lo TEGA?

Menambah daftar panjang berbagai pertanyaan dan pikiran gw. Kenapa ini kenapa itu. KENAPA. Ada apa sih dengan kehidupan ini? Permainan ini rumit dan gak bisa ditebak. Gw masih mau ngomong banyak soal hidup dan lain-lain. Terutama issue hangat ini. Gw lanjut di posting lain yaaaa...



Is that what's called life?


Thursday, October 2, 2008


Okai.. dalam beberapa hari yang mengejutkan ini. Gw baru aja mendapatkan beberapa konversasi tentang hidup dan kehidupan yang mencengangkan..

Beberapa konversasi ini cukup membuat gw berkontemplasi dan menjadi sangat berpikir bahwa... WOW is not that easy.. is not that simple that it seems.
Dalam hari-hari yang gw jalani di hampir tepian beberapa waktu belakangan ini. Gw berusaha sekali menemukan arti hidup dan serta tujuan dari setiap napas di muka bumi. Dan juga mencari jati diri yang rasanya kok makin kesini, figur diri gw makin absturd. Semakin gw gak bisa mendefinisikan banyak hal tentang diri gw sendiri.

Salah satunya gw merasa, gw akan menemukan diri gw sendiri, jika gw punya pengetahuan yang cukup tentang siapa yang buat gw, siapa yang punya semua ini?
AARG rasanya.. banyak bangeet yang pengen gw tulis. Banyak hal yang pengen gw tuangin dalam satu waktu sampe rasanya gw mau tumpah. Banyak banget yang gw pengen tau alasan dan jawabannya sampe rasanya gw pengen teriak. Banyak banget banyak banget banyaaaak banget misteri yang belom gw pecahkan.

Apa sih yang terjadi seandainya gw gak ada disini. Apa yang terjadi kalau manusia memilih pilihan yang berbeda untuk apa yang ia putuskan. Akankah Dia punya jilid lain skenario yang berbeda. Misalnya... di salah satu kehidupan. Seorang anak lahir atas dasar suatu pilihan dari keputusan yang berat. Kalau dia benar-benar lahir apa yang akan terjadi.. kalau dia tidak lahir apa yang akan terjadi.. Bukankah itu membuat banyak perbedaan yang gak akan bisa dikisahkan setebal buku apapun? Kenapa Tuhan harus memberi manusia kebebasan untuk memilih kalau kenyataan yang B pasti akan lebih baik dari yang A.. kenapa gak langsung pilihkan saja yang A, karena toh itu akan lebih baik. Kenapa.. kenapa... Kenapa ada bayi-bayi yang diberikan untuk tinggal di rahim ibunya, tapi lalu kembali pulang tanpa mengecap dunia. Untuk apa? Apa tujuannya? Menghukum ibunya dengan kesedihan akan kehilangan? Adakah daur ulang jiwa? Kenapa kita harus hidup dulu di dunia, kalau pada akhirnya kita harus kembali ke surga.. dan masuk bukan ke surga kalau kita terlalu berdosa. Kenapa kalau kita gak usah ke dunia dulu.. dengan begitu semua orang akan langsung ke surga.. KENAPA KITA HARUS HIDUP?

Rasanya pertanyaan itu esensial sekali buat gw sekarang untuk melanjutkan langkah berikutnya. Bukan penasaran.. tapi tersiksa karena gak tau jawabanya.. Gw mencari arti dan tujuan dari semuanya. Gw pengen tau siapa Tuhan.. Kenapa ada yang begitu ajaib menciptakan permainan kehidupan ini.. Bagaimana gw bisa mencari dan menemukan diri gw sendiri.. kalau gw belum bisa mengerti siapa yang memiliki hakiki kehidupan ini?

Rasanya kok Dia semakin sulit dimengerti sih Bu? Aku hanya ingin mengenal Dia, sebelum aku mengenal diriku sendiri dan akhirnya mengerti kehidupan yang dilimpahkannya padaku...

Album Biru


Sunday, September 28, 2008


Kubuka album biru.. penuh debu dan usang...

Gw gak punya album biru yang bisa menceritakan memori-memori dengan sang Bunda. Bahkan gw bukan salah satu dari anak-anak yang dianuhgerahkan untuk memiliki keindahan ingatan bersama ibu yang sebenarnya seperti didongengi, dibuatkan bekal, digandeng ke sekolah.

Nyokap gw adalah seorang wanita single fighter yang sibuk dan membuat segalanya dalam hidup gw bahkan ketika gw kecil menjadi sistematis dan disiplin. Bukan berarti gw terlantar, dia tetap ada dengan baik buat gw. Lebih sebagai teman dan pembimbing hidup, bukan seperti ibu yang ada di imajinasi gw.

Nyokap gw, dengan segala keterbatasannya, berusaha memberikan semua yang terbaik untuk gw dan adik gw. Walau dengan begitu ia melewatkan banyak waktu untuk tidak bersama gw. Walau begitu banyak teman-teman gw yang ngantri untuk tukeran nyokap, nyokap yang bisa gokil-gokil bareng, funky, ngajakin anaknya dugem dan nyoba alcohol (under supervise ) dan bisa nyari barang-barang seru. Sedangkan seperti semua manusia lainnya, gak pernah puas. Gw rindu punya nyokap yang lebih ibu. Yang menempatkan gw sebagai anaknya bukan sebagai teman.

***
Entah apa yang mendorong gw menceritakan segalanya, bahkan rahasia yang paling gelap dari hidup gw. Sejak umur 8 tahun, rasanya hampir tak pernah gw menunjukan emosi yang sedemikian dalam di depan orang lain, terutama di depan orang yang boleh dikatakan tidak kenal dengan gw.

Hari itu hari terakhir pelajaran sebelum liburan gratis, libur lebaran. Gak ada lagi anak-anak yang niat belajar, guru-guru pun mengalah dengan memberikan jam gratis buat anak-anak menyiapkan lomba besoknya atau sekedar ngobrol-ngobrol pelan. Akhirnya gw menumpahkan semua yang memberatkan hati gw akhir-akhir ini. Dan semua tumpah gitu aja, diterima dengan baik dan lapang dada oleh seorang wanita yang memposisikan dirinya sebagai ibu. Seperti ibu yang selama ini dalam bayangan gw.
Ibu yang memegang tangan gw untuk menenangkan gw, bukan teman yang ngelucu dengan maksud menghibur. Ibu yang memberi gw nasihat bukan teman yang sekedar memberi saran.

Dan takdir jugalah yang menempatkan gw di gereja siang itu, dan tangan takdir yang membawa gw untuk menarik lengannya menjauh dari keramaian dan berlutut di salah satu sisi yang kosong. Takdir. Ya itu dia, yang kadang memilihkan.

Pagi itu gw merasakan sensasi yang rasanya sudah lama sekali gak gw rasakan. Ketika tangannya ditumpangkan di kepala gw, tiba-tiba ada perasaan hangat yang meleleh dari atas kepala. Mendadak gw luluh. Lapisan-lapisan benteng yang selama 8 tahun ini bangun hati-hati meleleh begitu aja di hadapan altar, oleh kehangatan seorang ibu. Gw gak menangis untuk masalah gw saat itu, gw menangis ketika menyadari begitu lama gw rindu sentuhan ini. Sedikit bukti bahwa dari sekian banyak orang yang menolak gw, masih ada tangan yang mau menghangatkan hati gw, walau hanya sebentar.
Akhirnya setelah sekian lama, gw merasakan sentuhan seorang ibu yang menempatkan dirinya sebagai ibu, bukan sekedar sebagai teman.

Walau dia bukan ibu yang sebenarnya, walau seharusnya gw bersyukur atas ibu yang dianugerahkan Tuhan ke gw. Walau dan walau lainnya. Gw percaya takdir yang memilihkan gw untuk ada di gereja pagi itu. Walau itu hanya berlangsung sebentar, betapa gw merasa sangat bahagia dan lega akan rindu itu. Rindu dipeluk dan dicium sebagai seorang anak...

Magic


Friday, September 12, 2008

You've got magic inside your finger tips
its leaking out all over my skin
everytime that i get close to you
your makin me weak with the way you
look through those eyes

I remember the way that you move
your dancin easily through my dreams
its hittin me harder and harder with all your smiles
you are crazy gentle in the way you kiss

All i see is your face
all i need is your touch
wake me up with your lips
come at me from up above

Oh baby i need you
to see me, the way i see you
lovely, wide awake in
the middle of my dreams

Lirik-lirik di atas ini adalah kutipan dari lagu Magic yang dinyanyikan Colbie Caillat.. Weiiiz.. kok kayanya liriknya full of body contacts yaaa? Buat sahabat-sahabatku yang lagi kasmaran. Asik sih ngedengerinya, gw mendapati beberapa teman yang gak bosan-bosan ngedengerin lagu ini. Soalnya katanya "lagunya pas nih di gw"... oooh begitu toh pikirku dalam hati.

Salah satu kata-kata kutipan dari buku jurnal sekolah gw.. "only if you are lucky, person you love will love you back" pas gw baca. Weizzz, cuma orang-orang beruntung aja dong nih.. gawat... gw beruntung gak yaaa?

Setelah gw amat-amati, iya juga yaaaa. Untuk objek pengamatan pada data kelompok umur 14-17 tahun. Mayoritas merasa beruntung dan menilai keberuntungan dari pembalasan cinta yang didapat (huaaalaaah apa pula itu kata-katanya).

anyway, yang gw hanya coba katakan disini adalah: bersyukurlah dan merasalah beruntung bagi kamu para kawula muda (beeh kaya prambors) kalau orang yang kamu cintai (RALAT: sayangi/sukai) membalasnya. Karena perlu diketahui bahwa keberuntungan itu (atau gw sih lebih suka pake kata 'berkat) tidak jatuh diatas kepala semua orang.

Seperti yang kemaren diutarakan seorang teman gw. "Buset dah! itu anak tuh biasa banget, orangnya juga gak baik-baik banget. Kenapa cowonya sayang banget ya?". Hmmm.. pertanyaan klise... (kata gw dalem hati) dari sebuah pertanyaan itu gw jadi belajar untuk percaya kalau perasaan itu adalah 'bless'. Gak bisa dicari, gak bisa dipaksa, gak bisa dibuat.... hanya bisa dianugerahi. Dan sepertinya gak setiap orang punya kesempatan untuk mendapatkan anugerah yang sama.

Gw sih cuma mikir (one last thought) enak banget yaaa kalo bisa ngerasain si lagunya colbie itu.. dan bisa nyanyi kaya temen-temen gw.. lalalala all i see is your face.. wake me up with your lips, come at me from up above.. yeeeaaaa..
Gw cuma pengen tau (sebagai pengamat -sosiologi-amatir dan sebagai objek pengamatan). Apa sih rasanya wanting by someone else? apa sih rasanya dimimpiin sama orang? Apa sih rasanya dicintai? Apakah lebih indah daripada mencintai seseorang???

***catatan penulis:
maaf yaaaa, kalo akhir-akhir ini kasus cinta merebak di blog ini. Abis lagi memecahkan misteri tak berujung tentang percintaan remaja siiih. BUSYEET DAAh ABG Bener sih gw!
Btw, gw lagi ABG mood : on niih.. Janji deh.. ketika bulan september berakir Ms Ipee akan berhenti bermimpi dan kembali meneliti dunia.. bukan sekedar dunia roman picisan.

Just a Post

Saturday, June 28, 2008


AARG! Oke.. bukannya hari ini gw mau mencari kambing hitam atas ketersumbatan menulis. TAPIIIIII seriusan deh, di dunia maya yang serba indah dan luas dan bening (transparan maksudnya) dan bisa dinikmati khalayak ramai dan ini itu. Setiap gw membuka suatu situs komunikasi (hualaaaah, maksudnya itu lho situs pertemanan kaya "Temanster" atau "MukaBuku" atau "RuangKu") dan melihat account gw sendiri, terus beralih jadi ngeliatin account teman2 yang lain.
NAH! ada beberapa account teman (dekat lho) yang selalu (ntah mengapa) gw buka untuk ngeliat progressnya. Dan seketika itu juga gw meratapi diri dan mood gw untuk menulis hilang ditelan tulisan-tulisan mungil yang susah dibaca diantara warna dasar yang mencolok. Heran! Kenapa seorang penulis handal (CUEHH! plis deh pieee kaga ada yang baca juga blog lo!) seperti Neng-Ipee ini bisa terprovokasi (beh, bahasa gw cangcing nih hari ini) cuma gara-gara beberapa balasan-balasan pesan yang ada di antara 2 teman gw itu.

Oh iya, bicara tentang pembaca BLOG GW! emang sih blog gw ini gak ada yang baca. Gw pun tidak mengharapkan blog gw ini yang baca sampai antero Jakarta Raya ato Nusantara tercinta. Palingan ada tuh satu temen (sahabat deh! *ntar dia marah kalo gw tulis 'teman') gw yang langganan baca, wiiih keren bener dia. Katanya sih tulisan gw 'kadang' oke. Hahaha *maaf narsis*
Sebenernya nengenai target pembaca blog ini. Blog ini adalah dedikasi gw kepada masa depan gw sendiri. Seandainya gw temenan sama Doraemon dan punya mesin waktu. Seorang IvyMasaDepan akan menjabat tangan berterimakasih pada IvyMasaKini karena dengan menulis blog kita seperti menyimpan catatan-catatan, gagasan, pikiran, kenangan bahkan bisa jadi inspirasi yang nanti berguna untuk si IvyMasaDepan. Selain ini seperti Diary modern, tapi ini juga latihan menulis *seperti yang gw pernah bahas tentang penting latihan menulis dari dini*. Pokoknya ini kaya tabungan inspirasi buat IvyMasaDepan dan Deposito Gagasan yang baik. Juga, untuk post-post aneh yang isinya uneg-uneg perasaan atau kejadian, itu jadi peringatan kalo-kalo aja gw mau re-analisa lagi kejadian yang udah lampau (beh.. lampau..)

Well, jadi gw gak peduli dengan pertanyaan "emang blog lu ada yang baca pi?" atau "lo nulis kaya gitu gak takut ketauan orangnya apa ya?". Emang ini adalah investasi masa depan kok (waaah lebay). Jadi yaaaaa, siapa pun yang gak baca, silahkan aja.....



Love is a Sweet Torment


Friday, June 20, 2008


AAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!!!

Rasanya pengen banget teriak dan nyebur ke laut ato terbang sama kembang api yang melesat ke langit kemaren. Sial, ternyata purnama yang bulat dan utuh kemarin malam gak bisa membuat hati gw utuh. Hix hix.

Pada dasarnya, kalau mau di review, gak ada yang salah dengan acara pergi farewell kelas ke dufan kemaren. Malah banyak banget hal yang harusnya disyukuri kemaren. Tapi dasar manusia.. manusia... ada aja yang dikutuki. Untuk kali ini, gw bener-bener ngerasa kecewa beraaaaat. Halah lo piiie..pieee.. mindset lo tuh yang salah! Terlalu banyak ekspetasi, ketinggian-anmochlekh-impossible-dongo.. *got it*

Gw jadi mikir lagiiiii.. Worth gak sih sebenarnya dia itu? Sorry-Dorry-Morry-Worry, gw bukan tukang nge-post tentang 'teenlit thingy' giniiiiii sebenarnya. Tapi maaf beribu maaf kalo jadi mellow-mellow-marsmallow akhir-akhir ini.

Hmmph, kenapa sih gw gak bisa tulus setulus bintang atau setulus bulan yang bulat banget malam itu. Gw aja bingung sendiri kenapa juga, setelah seharian bareng, dinner disamping dia, bikin surprise buat dia dan tidur di bahunya, gw tetep aja ngerasa kosong dan gak utuh. Gw sendiri gak tau apa yang gw expect sebenarnya. Mungkin sedikit terima kasih yang tulus atas surprise yang kasih ke dia kemaren. Entahlah... Kadang, gw setuju kalo gak ada lagi hal lebih yang bisa gw harapkan. Tapi gw sendiri tetap kosong.

Kembali ke masalah konsep 'loved and be loved'. Gw percaya gw bukan orang yang mudah dicintai, karena gw berbeda. Gw juga belajar untuk gak semudah itu mencintai orang lain. Kalau tahu 'loved and be loved' thingy itu begitu rumit dan.. sakit. Kenapa sih manusia harus bisa mencintai??

If love is so torturing, why dont we just stop loving them?
Because Love is a sweet torment.. but i believe, love is a SHIT torment

Realized


Sunday, June 8, 2008



Take time to realize,
That your warmth is. Crashing down on in.
Take time to realize,
That I am on your side
Didn't I, Didn't I tell you.

But I can't spell it out for you,
No it's never gonna be that simple
No I cant spell it out for you

If you just realize what I just realized,
Then we'd be perfect for each other
And will never find another
Just realized what I just realized
We'd never have to wonder if
We missed out on each other now.
Take time to realize
Oh-oh I'm on your side
Didn't I, didn't I tell you.
Take time to realize
This all can pass you by.. Didn't I tell you

It's not always the same
No it's never the same
If you don't feel it to.
If you meet me half way
If you would meet me half way.
It could be the same for you.

Sekali lagi lagunya Colbie.. berjudul Realize ngena banget di gw kali ini.. Gw dan 'sahabat' gw mungkin gitu kali ya... Gak pernah ada deklarasi gw siapa lo ato lo siapa gw... Tapi kita sama2 tau kalo we need each other and we'd never find another.

Enaknya punya 'sahabat' kaya gini. Dia bisa cerita apa aja..tentang bisnisnya, tentang keluarganya, tentang cita-citanya.. dan gw juga bisa cerita macem-macem tapi tentunya lebih gak semua lah ya... (secara gw cewe gitu lho) tapi gw bisa cerita tentang apa aja, bahkan gebetan gw. Gw bisa buka-bukaan bilang kalo duluuuuuuuu pas dinosaurus masih ada gw pernah suka sama dia, bisa bilang kalo duluuuuuuuu gw ngarepin banget dia perhatian sama gw.

Anehnya, semua perhatian yang mungkin gw harapkan duluuuuuuu, malah adanya sekarang. Yang sekarang gw mengharapkan itu lagi. Udah lewat.. hahaha

Yang jelas punya sahabat kaya gitu enak deh.. Gw baru sadar kalo gw bener2 udah gak ada apa-apa sama dia, karena percakapan barusan...
"I luph You" dia bilang tiba2 gitu waktu lagi mau udahan ngobrol
-hening-
"as a friend lho...." dia nambahin buru2..
" Ya olloh,,, gw tahu kaliiiiiii, takutan bener gw kegeeran", gw bilang sambil ketawa2
"ya... gw harus jaga jarak dong sama elo, ntar kalo gw jadi suka beneran sama elo bisa bahaya. Gw gak bisa ngobrol enak lagi sama elo"
"Sialan, gw jadi bemper... ya... i love you too"
"yaudaah, sleep tight ya..."

Mungkin harusnya emang begitu ya masa-masa SMA. Gw jadi menemukan sesuatu.. Ternyata yang gw butuhin bukan pacar,bukan status, bukan physical interaction kaya pasangan2 mupeng itu... Bukan jalan2 ke mall sama cowo yang bisa digandeng-gandeng. Ato cowo yang nungguin gw di kelas tiap pagi-istirahat pertama-istirahat kedua- pulsek untuk selalu beduaan.
Yang gw butuhin cuma tabrakan dari belakang pas gw jalan di koridor (trus teriak sambil ngedip "heh jalan pake mata dong") ato sekedar sapaan chat room 'HOHO kemana aja neng', ato bahkan nudge2 gak jelas di msn. Sampai kadang diskusi tentang keberadaan Tuhan dan galaksi lain, diskusi tentang teori eisteins, diskusi tentang hidup dan dampak keluarga broken home, diskusi tentang usaha-usaha membuat dunia jadi lebih baik (dengan biotek cita-citanya ato dengan green movement gw).

Ternyata dengan bersyukur apa yang gw punya, itu jauh lebih mudah daripada terus mencari apa yang gw gak punya.... hahahaha (something to really learn lho!)

Yeaaah, just to you know.. I'm on your side, but it's never gonna be that simple to say it. But i believe, we both knew it.

Mimpiiiiiiii Seraaaaam

Sunday, June 8, 2008



Ada gak sih yang percaya mimpi??
Mimpi serem artinya apa.. ato apalah.. Sebernya gw bukan orang yang percaya mitos-mitos mimpi. Tapi beberapa pengalaman dalam hidup gw (ato orang dekat gw) membuktikan bahwa kadang mimpi kadang jadi media Dia memberikan warning, ato mungkin cuma sekedar teguran untuk kita.

Gw punya guru biologi yang baiiiiiiiiik banget. Kebetulan gw cukup dekat dengan beliau dan lagi ada beberapa kasus dimana gw (dan teman gw) harus terlibat hubungan emosional yang lebih dalam. Nah.. bebeapa hari yang lalu gw mimpi. MImpinya super aneh. Pertama gw ada di ruangan operasi, gw liat guru biologi gw itu ada juga di ruangan itu. Terus mimpi kedua, gw liat diri gw nangis-nangis mengagin tangan guru gw itu, gw minta supaya dia nemenin gw. Mimpi ketiga yang paling aneh... gw liat guru itu lagi nangis tersedu-sedu....dan tahu kalau disitu ada yang meninggal. Gw mau deketin dia malah gw hilang dan kebangun. iiiiih serem kan..

Dan selama beberapa hari ini, gw kepikiran dia terus. Bahkan hari gw mimpi itu, gw gak ngeliat dia sama sekali. Mungkin dia sibuk nyiapin raport dan lain-lain. Terus masih dengan perasaan gak enak selama beberapa hari, 2 malam berikutnya gw mimpi lagi!

Sebelum tidur gw berdoa. Karena menurut nyokap gw mungkin gw disuruh mendoakan beliau (mungkin dia lagi ada apa2) jadi gw juga mendoakan dia. Sambil berdoa gw ketiduran. Dan... SUMPAH SEREM BANGET..
jadi gw masih dalam doa tuh waktu gw ketiduran, kayanya gw baru aja 'tek' ketiduran gitu, terus gw sambil gw berdoa tentang si ibu guru gw itu, gw liat ada perempuan (dalam mimpi nih) senyum ke gw sambil noleh, cantik, tapi matanya..... uuuuuuh jahaat bangetttttt. Gw langsung buka mata dan bangun, ternyata gw baru tidur sebentar banget. Sambil ketakutan gw balik badan terus berdoa lagi dan ketiduran.

Gw gak tau apa yang lagi terjadi. ato cuma parno-parnonya gw aja... Tapi yang jelas itu serem dan gw gak ngerti artinya apa... hiiiii

Intinya apapun yang MUNGKIN terjadi, gw percaya itu semua atas ijinNya.



Fit In

Wednesday, June 4, 2008



Pagi ini SG ada acara di SDN 12 Benhil. Acaranya bertajuk *ceeeeh bertajuk, bahasa lo piiii* , STUDENT ACTION FOR CLIMATE. Jadi kita kampanye efisiensi energi, simple act dan perkenalan energi terbarukan di sekolah itu yang disabut murid2 SD itu dengan over semangat. MANTAB. Aktivitasnya seperti murall (lukisan grafiti di tembok) tentang Pahlawan energi bersih, Solar Bar (bagi2 jus gratis yang listrik dari solar panel), trus ada Turn On light (mengganti lambu jadi hemat nergi secara simbolik), dan ada music dari Solar Akustik.. huahauah, jatohnya sih karaoke pribadi... halaaah

Sebenernya bukan masalah acaranya ato kampanyenya yang berkesan banget. Oh iya.. gw jadi MC! and believe it or not, ternyata gw not bad lho. Selama ini gw jadi MC gak pernah untuk acara kaya gituan.. jadi lumayan deg-degan juga siih. Tapi yaaa lancar-lancar aja tugas gw.

Pernah gak sih lo ada di suatu tempat ato situasi yang lu ngerasa pas banget disitu. Yang lu bisa ngerasa dan bilang dalam hati 'ini tempat gw'. Perasaan itu yang ada dan mengena banget waktu abis acara, gw ngeliat semua temen2 gw (banyak juga yang temen baru gak afal namanya) dan mereka semua main bola bareng sama beberapa anak SD kece.. Gw ngerasa aja gitu... in the right place.. my place.

Padahal gw gak ikut main bola. Cuma foto2 aja dikit dan ikut nyorakin. Ato gw juga gak ikut main gimbe ato nyanyi (ntar bisa pecah semuanyaaa) tapi gw seneng aja bisa ada disana. Dengan orang-orang yang 'sama' kaya gw. Setelah waktu yang cukup lama ini gw merasa 'fit in' di suatu tempat. :)undefined

Kata Ian Wallace, 'why should you always trying to fit in, if you were born to stand out"
Kadang menyadari tempat hati kita berada dan sadar bahwa kita memiliki tempat itu, seperti obat kuat yang menyemangati lagi. Gw jadi semangat lagi nih ngapa2in aja.. YES