24, angka yang tertera di pojok kanan leptop mungil ini. Baru sadar, 2010 sudah lebih dari 3 minggu. Bahkan hampir purnama! "Selamat tahun baru, Jingga!" kataku dalam hati. Ucapan tahun baru yang benar-benar terlambat. Tapi bukan itu masalahnya, bukan karena belum bilang tahun baru, bukan karena sudah 24 malam. Tapi kemana aku selama 24 malam? Terombang-ambing di kamarku yang selalu redup? Kemana aku selama 24 siang? Mungkin berperang di dalam kamar sempit, perang dengan siapa? Perang sendiri, jawabku.
2010, aku ingat aku menonton kembang api meletus-letus yang sejajar dengan mataku. Kanan-kiri, ujung timur sampai barat, kamu dikepung letusan-letusan warna-warni, rasanya seperti di medan perang. Aku ingat hari itu, fajar pertama dalam pelukan biru. Tapi kemana selebihnya? Kemana aku di 23 fajar yang lain?
Nyaris tanpa mimpi, tanpa satupun resolusi. Entah beberapa tahu baru yang lalu, mungkin sekitar 5 tahun baru, aku menghabiskan malam dengan menggunting-gunting kertas warna-warni. Kutulisi berbagai mimpi, kutulisi berbagai target. Aku ingat aku baru jadi siswa putih biru, beberapa target yang kuingat : masuk OSIS, berat badan sekian, bisa bahasa inggris dengan lancar, ranking 3, dan aku lupa seterusnya. Kata teori-teori psikologi, apa yang kita lihat terus menerus, tertanam di bawah sadar. Tak bisa diungkiri, lebih dari setengah target-target itu benar-benar tercapai. (kecuali berat badan sekian, aku lupa berapa angkanya)
Tapi itu beberapa tahun baru yang lalu, aku masih percaya mimpi, dan yang lebih penting, aku tahu apa yang kumau tahun itu, aku tahu apa yang harus kucapai dalam kurun waktu sekian. Tahun ini? Aku bosan bikin resolusi kurus, resolusi nilai sekian, resolusi prestasi dan resolusi gaya hidup. Tapi memulai tahun tanpa resolusi, bahkan tanpa sebuah doa yang khusuk, sungguh membuatku merasa absen. Mungkin di tahunku, hari bahkan belum berganti sejak aku menjadi beku.
Angka 24 jelas membuatku cukup kaget hari ini. Ternyata aku sudah kehilangan 24 hari di tahun 2010 tanpa melakukan apapun. Dan lebih parahnya lagi, mungkin sekali aku akan melewatkan 341 hari yang lain tanpa apapun juga.
Ah, capek. Biarkan saja tahun ini mengalir. Bukankah kehidupanku baru mulai 2 tahun lagi? hm.... life begins at twenty?
0 komentar:
Posting Komentar