24, angka yang tertera di pojok kanan leptop mungil ini. Baru sadar, 2010 sudah lebih dari 3 minggu. Bahkan hampir purnama! "Selamat tahun baru, Jingga!" kataku dalam hati. Ucapan tahun baru yang benar-benar terlambat. Tapi bukan itu masalahnya, bukan karena belum bilang tahun baru, bukan karena sudah 24 malam. Tapi kemana aku selama 24 malam? Terombang-ambing di kamarku yang selalu redup? Kemana aku selama 24 siang? Mungkin berperang di dalam kamar sempit, perang dengan siapa? Perang sendiri, jawabku.
Minggu, 24 Januari 2010
Kamis, 14 Januari 2010
To Teach A 4th Grader What F Word Means

We're watching my favorite tv show "Beauty and The Geek" when the girls started to curse each other. The TV sensor some mouth gesture for bad words. And this is just a little silliness happened to me justnow.
My 4th grade brother asked "Kak, Why they put like a glass thing in her mouth?"
I said "Because she's saying a bad word".
"What word?" he asked more.
"An F-word" i replied.
"What F stands for?" he's still curious.
"Well, it stands for fuck. It's a bad word, you're not supposed to use it"
"What does fuck mean?" he's not enough testing me
"Literally it means... hm... it's like..."
"Like what?" he;s getting closer to me
"Like.... hm like a two dogs are falling in love and they want to have a puppy" I tried to explain.
"So why does it bad?" he's really close to edge.
"Well, it's bad if you appoint that word to human, because... hm.. i think it's an animal word. Anyway for simple, it's to say a bad thing to people and you must not use that kind of word ever" I reached my limit of patience.
"Okey. It's bad." He said.
"Yeah it's bad. That's why they hided it in the TV, so kiddos like you dont see it" I added.
"Okey. So we must not see dogs are making baby or hmm.. fucking? is that a word?"
"Er... ya.. sort of. I think..." I dont how to explain anymore. But trust me, i tried my best. :P
Cheers,
Neng Ipee
Label:
blablabla in ABC
Minggu, 10 Januari 2010
Aku Benci 17

Seorang temanku pernah bilang dalam sebuah percakapan kotak ungu, "Tenang aja, Neng! You're seventeen. Di umur 17 tahun, semua yang elu lakukan : SAH!". Aku tertawa renyah, dilambangkan dengan tawa virtual yang berlebihan. Percakapan itu terjadi, beberapa hari sebelum aku meniup lilin ketujuh belasku dalam balutan gaun putih, di semaraknya kota Baghdad yang artifisial.
Sudah beberapa bulan sejak hari itu. Malam dimana, seorang penari perut meliuk-liuk nakal di lantai dansa, khusus untukku. Malam itu, langit pecah sejuta warna, bunyi-bunyi dari loteng beraroma rempah-rempah timur tengah. Malam itu, berpuluh-puluh tangan terdekatku mengangkat gelas kristal, berisi Sangria merah dan denting-denting es bening di dalamnya, mengucapkan harapan dan doa untukku di umur yang keramat. Malam ini, adalah malam kesekian ratus, sejak aku tersenyum bahagia menjadi putri semalam.
Kata orang dan kata semua pembawa acara di semua pesta sweet seventeen, 17 adalah umur yang tak akan terlupakan. Umur yang manis yang paling akan dirindukan. Umur keramat, yang mengubah gadis menjadi perempuan sempurna. Mungkin di beberapa tradisi daerah, umur keramat itu punya makna tertentu. Dalam kenegaraan, 17 hanyalah sekedar umur dimana orang wajib punya KTP (walau sebagian mengurus KTP ketika mau menikah). Bagi remaja-remaja sekolah menengah atas, 17 adalah angka kebanggaan dan segala tameng senang-senang "Mumpung 17 gitu lhoooo!" sahut mereka. Bagiku, 17 adalah angka sial.
Bukan sekali dua kali, kubuka formulir pendaftaran online untuk berbagai kegiatan. Kegiatan musik, kegiatan pertukaran budaya, organisasi sosial, konfrensi lingkungan dan training-training internasional. Dan entah apa lagi.
'Syarat : Aktif di berbagai organisasi dan kegiatan. ' Check.
'Berkemauan untuk belajar dan menjadi bagian dari perubahan'. Check.
'Sehat jasmani dan rohani', untuk yang ini aku kurang yakin kalau aku cukup bisa dikategorikan waras, tapi untuk sekedar tingkat kewarasan dasar, aku rasa aku lulus. Jadi, Check.
'Umur : sudah berumur 18 pada bulan Agustus". Sial.
Label:
perubahan,
rempah-rempah