Untuk Sahabat,
Hai apa kabar disana? Aku tau kita bicara hampir setiap hari, tapi nggak ada salahnya sekali-kali aku menulis surat untukmu kan? Ya, aku sedang rindu. Rindu kamu. Aku harap disana baik-baik saja, aku harap disana semuanya sehat, aku harap disana kamu senang. Disini kabarku baik, disini aku sehat, dan disini aku senang.
Sudah dua bulan ya. Rasanya sudah lama sekali kita tidak bertemu. Aku lihat foto-fotomu dengan teman-teman barumu. Aku senang melihatnya, aku senang kehidupan kalian diisi oleh wajah-wajah baru, pasti menyenangkan punya teman-teman baru. Pergi ke tempat-tempat baru. Sama seperti disini, aku juga punya lusinan teman baru yang ingin kukenalkan padamu. Kalau aku punya sayap, rasanya aku ingin terbang ke tempatmu sekarang. Berkenalan dengan teman-teman barumu, pergi ke tempat tinggalmu. Tapi berterima kasihlah pada bumi, kita tak punya sayap, karena kita jadi belajar menerima wajah-wajah baru, belajar berkawan dengan orang lain, belajar mempunyai banyak kehidupan, karena seberapa seringnya kita bicara virtual, kita tetap orang lain yang nyata untuk tertawa bersama kita.
Kadang sedikit rasa takut muncul, ketika kulihat foto-foto profilmu berganti, tanpa aku. Kadang aku takut, kau lupa aku dan aku lupa kau. Tapi lalu kulihat foto-foto kita dulu. Lusinan, puluhan bahkan ratusan foto yang mengabadikan tawamu. Aku rindu tawamu, aku rindu candamu, aku rindu hari-hari yang kita lewati menggila di sekolah, di rumahku, di cikini, di gran indonesia, di jalan-jalan tempat kita berseru-seru. Aku rindu celotehmu, mendengarkan gosip sampai masalah putus cinta, membahas film sampai politik.
Tapi kalau aku tulis semua yang kurindu, kurasa kertas ini tak akan cukup. Tapi surat ini tentang kita, tentang kamu dan aku. Jadi mari kita mengingat-ingat hal yang menyenangkan, daripada terus menambah baris untuk kata-kata rindu.
Nanti kalau aku pulang, aku sudah punya banyak deret antrian hal yang akan kulakukan. Pertama aku ingin ke rumah makan padang. Ingat kita makan nasi bungkus padang yang isinya Cuma sayur dan ayam pop, keringetan basah kuyup dan muka lusuh sehabis aksi? Aku akan pesan 2 potong gule otak dan 2 potong cumi gule, pake sambel hijau dan kerupuk kulit pastinya. Aku juga pengen terong balado di warteg Bu Murni, spesial pake nasi gila buatan Pak Agus. Kamu pasti mau menemaniku makan yang banyak kan?
Kita juga harus ke Gran Indonesia, nanti kita harus ke forever 21, mencoba baju-baju terbaru. Aku juga kangen makan kue coklat tamani dengan es krim kentaki. Ditemani celotehmu, duduk di pinggir food court menghadap PI. Aku mau kamu cerita soal kuliahmu, soal teman-teman barumu, soal kampanye terbaru, tentang gosip-gosip hijaudamai. Lalu kita bisa pergi ke taman menteng, menghabiskan sore dengan segelas slurpee, disambung segelas capucino dan hot dog panas. Malamnya kita barbeque di rumahku. Kita bisa berenang juga kalau udaranya bagus. Dan sampai subuh kita bicara, digigiti semut dan kedingingan, tapi senang menikmati bulan dan lampu jakarta di malam hari.
Jangan lupa kita ambil lusinan foto, biar nanti ketika aku kembali, aku bisa lihat-lihat lagi foto terbaru kita bersama. Kamu tau? Senyum-senyummu dalam foto yang menghibur dan menyemangati hari-hari burukku disini. Kalau aku mulai sedih dan kesepian, aku buka album-album kita, kutonton video-video kita, tiba-tiba aku semangat lagi. Seakan ada batere cadangan yang baru dicharge dalam diriku. Peluk dan hangatmu masih sangat terasa di punggungku, setelah jauh aku baru sadar, setengah isi hidupku adalah kalian, separuh hariku adalah kamu, setengah mimpiku adalah kamu. Dan betapa aku selalu merasa sangat beruntung memiliki orang-orang yang dapat kusebut sahabatku. Dan tiap malam aku berdoa, bukan hanya supaya tuhan menjagamu, tapi supaya tuhan menjaga tali-tali tak kelihatan yang mengikat kita.
Aku harap kita punya waktu lebih banyak untuk bicara di telpon, tapi aku juga tahu kamu pasti sibuk dengan segudang aktivitas disana. Tapi mari berterimakasih padah Mark Zukerberg dan para inisiator pesan-pesan instant, kita bisa bicara sering tanpa repot. Sampai jumpa musim panas tahun depan. Aku yakin bulan berlalu tak akan terlalu lama. Musim gugur sudah mulai, tinggal ada musim dingin dan spring, lalu aku akan pulang ke rumah bertemu kamu semua. Aku tak sabar segera memelukmu, tak sabar belanja oleh-oleh buatmu juni nanti.
Baik-baik disana, sahabat-sahabatku. Aku tahu sekedar kata ‘aku kangen’ dan ‘aku rindu’ tak bermakna apapun. Terlalu banyak pun, kita jadi kehilangan makna. Aku bukan sedang rindu kamu, tapi aku sedang mengingat kita, menyemangati diri untuk hari-hari yang akan cukup sulit. Aku juga bukan ingin kalian rindu aku, tapi aku ingin kamu mengingat kita. Ingat bahwa kita punya lusinan kenangan yang indah, ingat bahwa kita pernah benar-benar menangis dan tertawa bersama, ingat bahwa kita akan dan selalu ada satu sama lain.
Kau tau kawan? Hidup itu panjang dan persahabatan sama panjangnya dengan hidup. Dua bulan, empat tahun, enam tahun ini hanyalah kepotong kecil dari hidup kita yang panjang, dan kita akan terus bersama sepanjang persahabatan kita, ketika aku dan kamu kembali, kita tetap akan punya banyak waktu untuk bersama-sama lagi. Karena aku yakin, masih akan ada banyak waktu untuk kita tertawa dan menangis berkali-kali lagi.
Karena aku lebih percaya pada bentuk cinta sahabat daripada bentuk cinta merah muda. Dan seperti kata seorang padaku, cinta adalah hasil dari sebuah perjalanan. Kurasa, kita sudah berjalan cukup jauh untuk aku dapat berkata,
Aku cinta kamu, sahabatku..
Peluk, cium dan rindu tak ada habis,
Neng Ipeh
====
sofa di pinggir jendela membuat gw cukup gemar menulis akhir-akhir ini.. bagus laah.. but yes, your pictures make me smile :)
0 komentar:
Posting Komentar